Laman

Perkara Perkara Yang Dapat Membatalkan Wudhu (bagian 2)


🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 10 Muharram 1437 / 23 Oktober 2015
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitab Thahārah
🔊 Kajian 19 | Bab Wudhū' - Perkara Perkara Yang Dapat Membatalkan Wudhu (bagian 2)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/7naozs
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد.

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati Allāh Subhānahu Wa Ta'āla, pada halaqah yang ke-19 ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang pembatal-pembatal wudhū' selanjutnya.

■ PEMBATAL KEEMPAT

قال المصنف:
((ولمس الرجل المرأة الأجنبية من غير حائل))

((Dan sentuhan kulit seorang lelaki terhadap wanita ajnabi/asing (wanita yang bukan mahramnya) tanpa adanya pembatas))

Di dalam madzhab Syāfi'iyyah, termasuk pembatal wudhū' adalah seorang lelaki dewasa yang menyentuh kulit seorang wanita dewasa tanpa penghalang (semisal kain) yang bukan mahramnya, baik mahram secara nashab maupun mahram karena susuan.

Dan termasuk wanita selain mahram adalah istrinya dan ini adalah termasuk ajnabi.

◆ Dalil pendapat ini, diantaranya firman Allāh Ta'āla:

(وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مِّنكُم مِّن الْغَآئِطِ...)

... أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا

"...Atau kalian menyentuh wanita dan tidak mendapatkan air maka bertayamumlah."

(An-Nisā 43)

Didalam ayat ini, Allāh Ta'āla menggandengkan kalimat :

أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ

"Menyentuh wanita"

Setelah kalimat:

أَوْ جَاء أَحَدٌ مِّنكُم مِّن الْغَآئِط

"Atau apabila salah seorang dari kalian datang dari tempat buang air"

⇒ Hal ini menunjukkan bahwa menyentuh wanita itu membatalkan wudhū' sebagaimana buang air membatalkan wudhū'.

Dan kata لامس maknanya secara zhāhir adalah menyentuh antara kulit dengan kulit.

Disana ada permasalahan yang perlu kita ketahui yaitu,

APAKAH MENYENTUH WANITA MEMBATALKAN WUDHŪ' ATAU TIDAK?

Para ulama ahli fiqh terbagi menjadi 3 pendapat;

● PENDAPAT ⑴

Menyentuh wanita selain mahram yang baligh & berakal membatalkan wudhū'.

Ini adalah madzhab Syāfi'iyyah sebagaimana yang sudah dijelaskan.

● PENDAPAT ⑵

Menyentuh wanita membatalkan wudhū' apabila disertai dengan syahwat atau rasa lezat.

Ini adalah pendapat Imam Mālik dan juga salah satu riwayat di dalam madzhab Hanbali.

● PENDAPAT ⑶

Menyentuh wanita tidak membatalkan wudhū'.

Ini adalah pendapat Imam Abu Hanīfah dan juga salah satu riwayat dalam madzhab Hanbali.

Pendapat yang kuat, wallāhu a'lam, adalah pendapat yang ke ⑶, yaitu bahwasanya menyentuh wanita baik dengan adanya pembatas atau tanpa adanya pembatas tidak membatalkan wudhū', KECUALI jika keluar sesuatu dari kemaluannya.

Dan pendapat ini adalah pendapat sebagian para salaf dan dipilih juga oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah, Imam Ash-Shan'āni, Syaikh Bin Bāz, Syaikh Al-Albāni, Syaikh Ibnu 'Utsaimin dan juga merupakan fatwa dari Lajnah Dāimah (Lembaga Fatwa) yang berada di Saudi Arabia.

Diantara dalilnya:

◆ Dalil ⑴

Makna kata "الامس" didalam ayat tersebut tidaklah dimaksud zhāhir secara maknanya dan (tidak) diartikan "menyentuh" antara kulit dengan kulit.

Karena kata "الامس" banyak digunakan di dalam ayat-ayat Al-Qurān dan yang dimaksudkan adalah jima' atau kinayah dari jima' (berhubungan antara suami & istri).

Sebagaimana dalam firman Allāh Subhānahu Wa Ta'āla :

وَإِن طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ

"Dan jika kalian mencerai/menthalaq mereka (yaitu para istri) sebelum kalian menyentuh mereka."

(Al-Baqarah 237)

⇒ Menyentuh disini adalah jima'.

◆ Dalil ⑵

Ibnu 'Abbās yang dijuluki sebagai "Penterjemah Al-Qurān" mentafsirkan makna "الامس" yang terdapat surat An-Nisā 43 maknanya adalah jima'.

... أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا

"...Atau kalian menyentuh wanita dan tidak mendapatkan air maka bertayamumlah."

(An-Nisā 43)

⇒ Menyentuh wanita disini adalah jima', kata beliau.

◆ Dalil ⑶

Hadits shahīh riwayat Tirmidzi, Abū Dāwūd