Laman

Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 02 DARI 13)

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 02 DARI 13)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 21 Rajab 1438 H / 18 April 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Materi Tematik: Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Bagian 02 dari 13)
⬆ Link Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-FA-AqidahAhlusSunnah-02
⬆ Sumber: https://youtu.be/DiHqgSWC1Ag
~~~~~~~~~~~~

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 02 DARI 13)


Sering timbul pertanyaan, "Dari mana pembagian tauhīd menjadi 3 ?"

Bahwasanya tauhīd ada tiga, yaitu:

⑴ Tauhīd Uluhiyyah,
⑵ Rububiyyah dan
⑶ Asma' wa sifat.

Sampai sebagian orang mengatakan itu sama dengan trinitas. Trinitasnya orang-orang Nashara  yang mengatakan tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ruhul qudus.

Kita katakan, ini adalah suatu kebathilan. Tidak benar penyamaan tersebut, apakah setiap yang tiga dikatakan trinitas? Tentunya tidak benar.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla, intinya Maha Esa dalam segala hal. Tetapi pembagian ini muncul karena ada penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin.

Kenapa?

Sebenarnya tauhīd datang sejak awal menjadi satu kesatuan, tidak pembedaan antara uluhiyyah, rububiyyah dan asma' wa sifat.

Namun muncul penyimpangan dari orang-orang musyrikin, sehingga mereka menyimpang dalam suatu konten dari keimānan kepada Allāh. Mereka menyimpang dalam tauhīd al uluhiyyah.

Sehingga perlu penjelasan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bahwasanya kalian telah benar dalam satu poin, tetapi salah dalam poin yang lain.

Sebenarnya tidak perlu pembagian ini, pembagian ini dilakukan dalam rangka untuk menyatukan kembali.

Jadi tauhīd dibagi tiga, bukan untuk memetakan menjadi 3, tidak!  Tetapi untuk menyatukan, karena ada orang yang salah dalam bertauhīd.

Saya ulangi, asalnya tauhīd itu satu, tidak perlu ada pembagian tauhīd uluhiyyah, rububiyyah dan asma' wa sifat.

Kenapa ada pembagian tersebut?

Datangnya pembagian dalam rangka untuk mengkoreksi terjadinya kesalahan.

Seperti misalnya orang jika sudah pandai bahasa Arab, tidak perlu pakai nahwu dan sharaf.  Akan tetapi ada orang yang nahwunya benar tapi sharafnya ngawur. Maka perlu ada pembagian, ini ilmu nahwu, ini ilmu sharaf.

Jadi, karena adanya penyimpangan dalam tauhīd, maka ada pembagian.

Ternyata mereka berimān pada masalah rububiyyah.

Dalam ayat banyak sekali:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

_Dan sungguh jika kalian bertanya kepada mereka, "Siapa yang menciptakan langit dan bumi?" Sungguh-sungguh benar-benar mereka akan berkata, "Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_

(QS Az Zumar: 38 dan Luqmān: 25)

Jika engkau bertanya kepada mereka, siapa yang menciptakan mereka?

Maka mereka akan menjawab, "Allāh yang menciptakan kami."

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهم لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

_Dan sungguh Jika kalian bertanya kepada mereka, "Siapa yang menciptakan diri mereka?" Sungguh-sungguh benar-benar mereka akan berkata, "Allāh."_

(QS Az Zukhruf: 87)

قُل لِّمَنِ الْأَرْضُ وَمَن فِيهَا إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (85) قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (87)

_Katakanlah, "Kepunyaan siapa bumi ini dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"_

_Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allāh." Katakanlah, "Apakah kamu tidak ingat?"_

_Katakanlah, "Siapa Tuhan Pemilik langit yang tujuh dan Tuhan Pemilik 'Arsy yang agung?"_

_Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allāh", katakanlah, "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"_

(QS Al Mukminūn: 84-87)

Mereka mengakui itu semua. Masalahnya mereka salah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (٢١) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٢)

_"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa._

_Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rejeki untukmu, karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allāh, padahal kamu mengetahui."_

(QS Al Baqarah: 21-22)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

_"Maka (jika demikian), janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allāh (dalam masalah peribadatan)."_

Jadi yang ingin saya sampaikan, bahwasanya kenapa para ulamā membaginya menjadi tiga?


_• YANG PERTAMA |Pembagian tersebut datang secara thabi-i karena adanya penyimpangan dalam sebagian keimānan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla_

Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla membedakan antara tauhīd rububiyyah dengan tauhīd uluhiyyah.

Dalīlnya yang paling kuat adalah ayat tadi dan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla di surat Yusuf ayat 106:

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

_"Dan sebagian besar dari mereka tidak berimān kepada Allāh, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allāh (dengan sesembahan lain)."_

Berarti mereka ada yang berimān dengan benar dan ada yang berimān dengan keliru, karena  tidak mungkin imān dan syirik digabungkan. Berarti ada bagian tauhīd yang mereka benar dan bagian tauhīd yang mereka keliru.

Para ulamā berusaha untuk mengenal apa kekeliruannya. Ternyata mereka keliru dalam tauhīd uluhiyyah, mereka sudah benar dalam tauhīd rububiyyah. Mereka berimān dalam masalah rububiyyah dan mereka musyrik dalam tauhīd uluhiyyah.

Maka datang Al Qurān membagi hal tersebut untuk membenahi, bahwasanya tauhīd rububiyyah dan uluhiyyah itu konsekuensi yang tidak bisa dipisahkan.

Jika anda salah dalam uluhiyyah, berarti anda salah dalam rububiyyah.

Tidak benar seseorang berimān dalam rububiyyah kemudian dia menyimpang dalam uluhiyyah.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

_"Dan sebagian besar dari mereka tidak berimān kepada Allāh, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allāh (dengan sesembahan lain)."_


_• YANG KEDUA| Pembagian ini hanya sekedar metode_

Dan memang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah membagi tauhīd menjadi tiga, secara lafazh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah membaginya.

Sama seperti Nabi tidak pernah membagi hukum fiqih menjadi lima.

Tidak ada dalam dalīl, bahkan hadīts yang palsupun tidak ada.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata ketahuilah hukum fiqih terjadi menjadi 5, yaitu:

⑴ Wajib
⑵ Mustahabb
⑶ Mubah
⑷ Makruh
⑸ Harām

Ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah mengajarkannya.

Tetapi para ulamā meneliti, bagaimana hukum-hukum yang dikerjakan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, ternyata suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melarang sesuatu tetapi beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam melakukannya. Berarti ini makruh, tidak sampai pada harām.

Contohnya:

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mungkin memerintahkan sesuatu, maka diasumsikan hal tersebut wajib, tetapi ternyata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah meninggalkannya. Berarti ini hukumnya mustahab.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah membaginya, tetapi para ulamā menelitinya perbuatan Nabi, maka terjadilah hukum fiqih menjadi lima.

Sama seperti tauhīd, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah mengatakan bahwa tauhīd menjadi tiga, tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mempraktekkannya tiga-tiganya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,

√ Bertauhīd dalam masalah rububiyyah,
√ Bertauhīd dalam masalah uluhiyyah dan
√ Bertauhīd dalam masalah asma' wa sifat.

⇒Jadi, ini sekedar metode penjelasan.

Jika ada yang bertanya, "Ustadz, jika demikian boleh dong tauhīd dibagi menjadi lima?"

Jawabnya, terserah anda, yang penting anda menjelaskannya dengan benar.

Ada yang membagi empat, yang keempat apa ? Tauhīd hakimiyyah (maksudnya) pemerintah kāfir. Maka ini keliru!

Kita katakan, boleh pembagian terserah anda, oleh karena itu para ulamā membagi menjadi tiga ada juga yang membagi menjadi dua.

Banyak ulamā yang membagi tauhīd menjadi dua, yaitu:

⑴ Tauhīd ilmi
⑵ Tauhīd thalabi.

Tetapi maksudnya sama.

Jadi sekedar pembagian tidak menjadi masalah, yang penting apa isi/konten dari pembagian tersebut?

Maksudnya apa?

Nah kita membagi tauhīd menjadi tiga, bukan dalam rangka untuk mensyirikan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tetapi untuk membenahi orang-orang yang keliru dalam pemahaman masalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sebagaimana orang-orang musyrikin yang mereka sudah benar dalam tauhīd rububiyyah, mereka meyakini Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Pencipta, tetapi mereka salah karena mereka berdo'a kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Nah kita ingin jelaskan bahwa seseorang sudah benar dalam tauhīd ini, tetapi yang ini dia keliru tauhīdnya.

Sama seperti Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah membagi bahwasanya kata dalam bahasa Arab itu adalah isim, kemudian huruf dan fi'il. Tetapi Nabi mengucapkan ini semua.

Sebagian orang berusaha membuat pembagian, kata dalam bahasa Arab bisa dibagi menjadi tiga. Yang penting maksud dari pembagian itu benar dan isinya adalah benar.

Dan ternyata kita dapati bahwasanya ada ulamā-ulamā terdahulu juga yang mengisyaratkan kepada pembagian tauhīd menjadi tiga sebelum Syaikh Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāhu ta'āla.

Buku yang paling bagus yang membahas tentang ini adalah bukunya Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullāhu ta'āla yang berjudul "Alqaulus Syadīd Fīr Rāddi 'ala Man Ankara Taqsīmat Tauhīd, tentang masalah ini, di mana beliau menyebutkan para ulamā yang membagi tauhīd menjadi tiga sebelum Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāhu ta'āla dari kalangan para ulamā salaf.

Bersambung ke bagian 3, in syā Allāh.
__________________
Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi *Donatur Rutin Program Dakwah & Sosial Cinta Sedekah*

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
4. Operasional Dakwah & Kegiatan Sosial

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 01 DARI 13)

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 01 DARI 13)


🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 20 Rajab 1438 H / 17 April 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Materi Tematik: Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Bagian 01 dari 13)
⬆ Link Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-FA-AqidahAhlusSunnah-01
⬆ Sumber: https://youtu.be/DiHqgSWC1Ag
~~~~~~~~~~~~~~

*AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH (BAGIAN 01 DARI 13)*


بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ونتوب إليه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه لا نبي بعده

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

فَإِنَّ أحسن الكلام كلام اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.


Ikhwāni fīllāh wa akhwāti fiddīn azaniyallāh waiyyakum.

Alhamdulillāh puji dan syukur kita panjatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang masih memberikan kita kesempatan untuk bisa mempelajari ayat-ayat-Nya dan hadīts-hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, dalam rangka untuk mendekatkan diri kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pada kesempatan kali ini kita akan membuka pembahasan tentang buku 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karangan Syaikh Muhammad bin Shālih Al Utsaimin rahimahullāhu Ta’alā dan kita akan membaca terjemahannya.

Buku ini adalah buku yang ringkas, isinya membicarakan tentang rukun imān ('aqidah kita), yang berisi tentang:

⑴ Imān kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
⑵ Imān kepada malāikat.
⑶ Imān kepada kitāb-kitāb.
⑷ Imān kepada rasūl-rasūl.
⑸ Imān kepada hari akhirat.
⑹ Imān kepada qadar baik dan buruk.

⇒Berarti kitāb ini secara khusus (spesifik) berbicara tentang rukun Imān yang enam.

Telah diisyaratkan dalam hadīts Jibrīl, tatkala Jibrīl 'alayhissalām bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمَانِ . قَالَ " أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

_“Kabarkanlah kepadaku tentang imān.”_

_Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:_

_"Engkau berimān kepada Allāh, malāikat-malāikat-Nya, kitāb-kitāb-Nya, para rasūl-Nya, hari akhir dan takdir baik dan buruk."_

(Hadīts Riwayat Muslim nomor 8)

Itulah yang maksud dengan rukun Imān yaitu enam perkara yang merupakan landasan keimānan kita dalam Islām.

Beliau (Syaikh Utsaimin) berkata:

_الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ، وأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملك الحق المبين، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه خاتم النبيين، وإمام المتقين، صلى الله عليه وعلى وعلى آلِهِ وأصحابه ومَنْ تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين، أَمَّا بَعْدُ_

_Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengutus Rasūl-Nya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan membawa petunjuk dan agama yang haq, sebagai rahmat untuk alam semesta, sebagai suri tauladan bagi orang-orang yang beramal dan sebagai hujjah terhadap semua umat manusia._

_Melalui beliau dan wahyu yang diturunkan kepada beliau, yaitu Al Qur'an dan Sunnah, Allāh telah menerangkan setiap hal yang membawa kebaikan bagi umat manusia dan kelurusan sikap dan kondisi mereka dalam bidang agama dan urusan dunia, yang berupa 'aqidah yang benar, amalan yang lurus, akhlak yang mulia dan etika yang tinggi nilainya._

_Oleh karena itu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah meninggalkan umatnya di atas jalan yang lapang dan terang benderang, malamnya bagaikan siangnya, siapa saja yang menyimpang dari jalan itu niscaya akan celaka dan binasa._

_Dan demikianlah para umat beliau, yang memenuhi panggilan Allāh dan Rasūl-Nya, yang mereka itu sebaik-baik umat, yaitu para shahābat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik._

_Mereka telah melangkah di atas jalan tersebut dengan mengamalkan syari'at yang dibawa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan berpegang teguh serta berpegang erat-erat dengan sunnah beliau, baik berupa 'aqidah, ibadah, akhlak maupun etika._

_Maka mereka itulah golongan yang senantiasa tegak dan muncul di atas kebenaran, tiada peduli dengan orang yang menghinakan dan menentang mereka, sampai datang keputusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla merekapun tetap demikian._

_Sedangkan kita, Alhamdulillāh, ikut melangkah di atas jejak mereka dan menetapi perilaku mereka yang didasari dengan Al Qurān dan Sunnah._

_Kita katakan hal ini untuk menyebutkan rasa syukur kita kepada nikmat Allah Subhānahu wa Ta'ala dan untuk menjelaskan apa yang harus dilaksanakan oleh setiap orang mukmin._

_Kita memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semoga berkenan menetapkan kita serta saudara-saudara kita kaum muslimin dengan ucapan yang teguh, kalimat tauhīd dalam kehidupan dunia dan akhirat serta melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sesungguhnya Dia Maha Pemberi._

_Dan mengingat pentingnya permasalahan ini serta adanya perbedaan pendapat yang didasari hawa-nafsu, maka saya ingin menulis risalah ringkas tentang 'aqidah kita, ialah 'aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, yaitu:_

_⑴ Imān ke pada Allāh,_
_⑵ Kepada para malāikat,_
_⑶ Kitāb-kitāb,_
_⑷ Rasūl-rasūl,_
_⑸ Hari akhirat dan_
_⑹ Qadar yang baik maupun yang buruk._

_Dengan memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semoga menjadikan tulisan ini ikhlās semata-mata karena Allāh, mendapat ridhā-Nya dan bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya._

Ini muqaddimah yang disampaikan Syaikh Muhammad Shālih Utsaimin di atas menjelaskan tentang rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada makhluk-Nya. Maka diantara konsekuensi rahmat Allāh, yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengirim Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang menunjukkan kepada makhluk-makhluk Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada jalan yang terbaik.

√ Bagaimana ber'aqidah yang benar?
√ Bagaimana berakhlak yang benar?

Semuanya telah dicontohkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

⇒Beliau mengatakan mengapa beliau menulis buku ini?

Beliau mengatakan:

_"Karena adanya perbedaan pendapat yang didasari hawa nafsu dan penyimpangan dalam 'aqidah sangat banyak."_

_"Maka saya ingin menulis risalah ringkas tentang 'aqidah kita, untuk menjelaskan mana 'aqidah yang benar, agar kita terselamatkan dari penyimpangan-penyimpangan tentang 'aqidah."_

_"Karena banyak orang yang menyampaikan 'aqidah tidak didasarkan kepada Al Qurān dan sunnah, tetapi:_

_√ Dengan hawa nafsu,_
_√ Ada dengan memakai perasaan,_
_√ Ada yang memakai mimpi,_
_√ Dan macam-macamnya yaitu cara beristidlal yang tidak benar."_

Thayyib, kita masuk pada pembahasan inti.


IMĀN KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA’ĀLA

Beliau rahimahullāhu Ta'alā berkata:

_▪Kita mengimāni rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta'āla (artinya) bahwa Allāh adalah:_

_√ Rabb,_
_√ Pencipta,_
_√ Penguasa, dan_
_√ Pengatur segala yang ada di alam semesta ini._

_▪Kita mengimāni uluhiyah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, (artinya) Allāh adalah sesembahan yang haq, sedangkan sesembahan yang lain adalah bathil._

_▪Kita mengimāni asma' dan sifat-Nya, (artinya) bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla memiliki nama yang Maha Indah serta sifat-sifat yang Maha Sempurna dan yang Maha Luhur._

_Dan kita mengimāni keesaan Allāh dalam semua hal itu._

⇒Jadi yang dimaksud dengan imān kepada Allāh adalah mengtauhīdkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Pertama, kita mengimāni bahwasanya Allāh itu ada, kemudian kita mengesakan Allāh, sebagaimana Allāh berfirman:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

_"Katakanlah, bahwasanya Allāh Maha Esa."_

(QS Al Ikhlās: 1)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Esa dalam segala hal, dalam rububiyyah-Nya, dalam uluhiyah-Nya dan dalam asma' wa sifat-Nya.

Secara sederhana, jika kita katakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Esa dalam rububiyyah, maksudnya rububiyyah adalah berkaitan dengan penciptaan, penguasaan atau pemilikan dan pengaturan. Ini disebut dengan rukun tauhīd rububiyyah.

◆ Rukun Tauhīd Rububiyah ada 3 (Tiga) :

(1) Allāh satu-satunya yang menciptakan alam semesta ini.
(2) Allāh satu-satunya yang menguasai atau memiliki alam semesta ini.
(3) Allāh satu-satunya yang mengatur alam semesta ini.

⇒Kita meyakini Allāh Maha Esa dalam hal ini.

Kemudian kita juga meyakini uluhiyah Allāh, uluhiyyah artinya Allāh satu-satunya yang berhak disembah, selain Allāh tidak boleh disembah, karena yang berhak disembah hanyalah pencipta alam semesta.

Dan yang ketiga, apa yang dimaksud dengan tauhīd al asma' wa sifat, yaitu kita meyakini bahwasanya Allāh yang memiliki nama-nama yang terindah dan sifat-sifat yang sangat mulia, tidak ada satu makhlukpun dzat yang sama dalam masalah keindahan nama-nama Allāh dan dalam sifat-sifat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Barang siapa yang meyakini ada yang menyertai Allāh dalam rububiyyah-Nya atau uluhiyah-Nya atau Asma' wa Sifat-Nya, maka dia musyrik, ini secara sederhana.

Jika kita ditanya apa yang dimaksud dengan tauhīd asma' wa sifat?

Artinya kita meyakini bahwa hanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang memiliki nama-nama yang terindah dan hanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla memiliki sifat-sifat yang termulia. Tidak ada satu dzatpun yang  menyerupai atau menyamai Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam nama-namaNya dan sifat-sifatNya.

Bersambung ke bagian 2, in syā Allāh.
_________________
Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi *Donatur Rutin Program Dakwah & Sosial Cinta Sedekah*

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
4. Operasional Dakwah & Kegiatan Sosial

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KELIMA)

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KELIMA)


🌎 BimbinganIslam.com
Jum'at, 25 Jumadal Akhir 1438H/ 24 Maret 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 75 | Al Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Kelima)
⬇ Download Audio : bit.ly/BiAS-AR-S05-H75
_________________________

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KELIMA)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al Jannah dan Kenikmatannya bagian yang ke-5".

Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rāsulullāh Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda:


فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينَ

"Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin."
(HR Bukhari dan Muslim)

Rāsulullāh Shāllallāhu Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, di antaranya Abu Bakr, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali Radhiallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan adalah memandang wajah Allāh yang mulia.

Rāsulullāh Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda:

"Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allāh Tabāroka wa ta'ala akan berkata:

Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?

Mereka berkata:

Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?

Allāh pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai dari pada melihat kepada Rābb mereka 'Azza wa jalla."
(HR Muslim)

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٌ۬ۖ

"Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan".
(QS Yunus: 26)

"Tambahan" di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allāh. Sebagaimana datang tafsirnya dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asy'ari dan Hudzaifah Radhiallāhuanhum.

Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allāh 'Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak pernah melihat-Nya.

Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ نَّاضِرَةٌ (٢٢) إِلَىٰ رَبِّہَا نَاظِرَةٌ۬ (٢٣)

"Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rābb mereka."
(QS Al-Qiyamah :22-23)

Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada ujian yang harus kita sabar menghadapinya.

Rāsulullāh Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

"Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang menyenangkan".
(HR Muslim)

Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit. Sebentar dan banyak kekurangan. Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya dan tanpa ada kekurangan sedikitpun.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (١٦) وَٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰٓ (١٧)

"Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal."
(QS Al-A'la: 16-17)

Dan Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya:

"Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta dan juga anak-anak.

Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur.

Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allāh serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."
(QS Al-Hadid: 20)

Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia. Allāh Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan baik untuk mencari ridho Allāh dan surga-Nya. Orang yang tercela adalah orang yang mencari kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan kebahagiaan akhirat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
______________________________

AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEEMPAT)

AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEEMPAT)


🌎 BimbinganIslam.com
Kamis, 24 Jumadal Akhir 1438H/ 23 Maret 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 74 | Al Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Keempat)
⬇ Download Audio : bit.ly/BiAS-AR-S05-H74
_________________________

AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEEMPAT)


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-74 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya bagian ke-4"

Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 (tigapuluh tiga) tahun.

Rāsulullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam :

يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً

"Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak berjenggot, bercelak matanya seperti manusia yang berumur 30 (tiga puluh) atau 33 (tiga puluh tiga) tahun."

(Hadīts Hasan Riwayat Tirmidzi)

↝Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi.

Dan di dalam hadīts hasan yang diriwayatkan oleh Imām Ahmad dari Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu disebutkan bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan :

√ Kulit berwarna putih
√ Berumur 33 (tiga puluh tiga) tahun
√ Tinggi enam puluh hasta (satu hasta adalah dari satu siku ke ujung jari)
√ Allāh akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna kecantikannya.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَزَوَّجۡنَـٰهُم بِحُورٍ عِينٍ۬

"Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari."

(QS At-Thūr : 20)

⇒ Dan yang dimaksud dengan Khūr adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan bagian hitam matanya sangat hitam.

⇒ Dan 'īn adalah wanita-wanita yang lebar matanya.

Allāh menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya.
(QS An-Naba':33)

▪ Mereka diciptakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla secara langsung dalam keadaan perawan dan penuh rasa cinta kepada suaminya (QS Al-Wāqi'ah: 35-37)

▪ Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (QS Al-Wāqi'ah : 23)

▪ Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya (QS Ar-Rahmān : 56-58)

▪ Para bidadari tersebut tidak pernah hāidh dan mereka bersih dari segala kotoran (QS Al-Baqarah : 25)

Rāsulullāh Shāllallāhu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwasanya :

"Seandainya salah seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa yang ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan bau wangi. Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik dari pada dunia dan seisinya."

(Hadīts Riwayat Bukhāri)

Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di dunia  (sebagaimana tersebut di dalam hadīts yang shahīh riwayat Tirmidzi dan  Ibnu Mājah) .

"Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan 100 (seratus) kali lipat dalam makan, minum, syahwat dan mendatangi istrinya."

(Hadīts shahīh Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu'jamul Kabiir)

⇒ Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡ‌ۖ

"Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shalih dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan-keturunan mereka."

(QS Ar-Ra'ad : 23)

Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allāh ciptakan di dalam surga, mereka sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran → (Lihat Al-Wāqi'ah :17 dan Al-Insān :19)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
______________________________

AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KETIGA)

AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KETIGA)


🌎 BimbinganIslam.com
Rabu, 23 Jumādil Akhir 1438H / 22 Maret 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 73 | Al Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Ketiga)
⬇ Download Audio : bit.ly/BIAS-AR-S05-H73
_________
AL JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KETIGA)ggvgv


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-73 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang "Al Jannah dan kenikmatannya bagian yang ketiga".

Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan.

Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening kepala.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧) بِأَكۡوَابٍ۬ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٍ۬ مِّن مَّعِينٍ۬ (١٨) لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡہَا وَلَا يُنزِفُونَ (١٩) وَفَـٰكِهَةٍ۬ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ (٢٠) وَلَحۡمِ طَيۡرٍ۬ مِّمَّا يَشۡتَہُونَ (٢١)

"Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang akan tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan seloki (piala) yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan."

(QS Al Wāqi’ah: 17-21)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta."

Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

"Yang memakannya lebih baik dari padanya."

(Hadīts hasan riwayat Tirmidzi)

"Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus."

(HR Bukhāri)

(Maksudnya) adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadīts Tsauban radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulama Yahudi:

"Apa yang mereka makan setelah itu?"

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

"Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk surga."

Ulama Yahudi tersebut berkata:

"Apa yang mereka minum setelahnya?"

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

"Mereka akan minum dari mata air di dalam surga yang dinamakan Salsabil."

↝Para penduduk surga makan bukan karena lapar, dan minum bukan karena haus.
↝Mereka tidak mengeluarkan kotoran.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak buang air besar dan tidak membuang ingus."

Mereka bertanya: “Lalu ke mana makanannya?"

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

"Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi."

(Hadīts riwayat Muslim)

↝Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya. Dan dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

↝ Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak dan mutiara.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬اۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬

"Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra."

(QS Al Hajj: 23)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

عَـٰلِيَہُمۡ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضۡرٌ۬ وَإِسۡتَبۡرَقٌ۬ۖ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ۬ وَسَقَٮٰهُمۡ رَبُّہُمۡ شَرَابً۬ا طَهُورًا

"Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rābb mereka memberi minum kepada mereka dengan air yang sangat bersih."

(QS Al Insān : 21)

Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal →(Lihat Ar Rahmān: 54)

Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun →(Lihat QS At Thūr: 20)

Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَأَقۡبَلَ بَعۡضُہُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ يَتَسَآءَلُونَ (٢٥) قَالُوٓاْ إِنَّا ڪُنَّا قَبۡلُ فِىٓ أَهۡلِنَا مُشۡفِقِينَ (٢٦) فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا وَوَقَٮٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ (٢٧) إِنَّا ڪُنَّا مِن قَبۡلُ نَدۡعُوهُ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡبَرُّ ٱلرَّحِيمُ (٢٨)

"Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, Sesungguhnya kita dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita, kita merasa takut dengan adzab. Maka Allāh memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang."

(QS At Thūr: 25-28)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
__________

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEDUA)

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEDUA)

🌎 BimbinganIslam.com
Selasa, 22 Jumadal Akhir 1438H/ 21 Maret 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 72 | Al-Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Kedua)
⬇ Download Audio : bit.ly/BiAS-AR-S05-H72
_________________________

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN KEDUA)


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-72 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang Al-Jannah dan kenikmatannya bagian yang k-2

Luas surga adalah seluas langit dan bumi. Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ

"Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian, dan berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi."

(Ali Imrān: 133)

Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah. Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ

"Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allāh, bagi mereka kamar-kamar di dalam surga yang diatasnya ada kamar-kamar yang dibangun, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai."

(QS Az-Zumar:  20)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga ketika beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga. Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

"Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat harum, kerikilnya mutiara dan batu mulia, tanahnya elok seperti warna za'faron."

(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Di dalam sebuah hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan:

"Bahwasanya orang yang sholat 12 raka'at setiap hari akan dibangunkan rumah di dalam surga."

(HR Muslim)

Dan maksud dari 12 raka'at adalah shalat rawatib yang terdiri dari:
~ 4 raka'at sebelum dzuhur,
~ 2 raka'at setelah dzuhur,
~ 2 raka'at setelah magrib,
~ 2 raka'at setelah isya dan
~ 2 raka'at sebelum subuh.

Di dalam surga juga ada kemah. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Kemah di dalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah tersebut 30 mil ke atas."

(HR Bukhari)

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala mengabarkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 25 dan juga ayat-ayat yang lain bahwasanya surga mengalir di bawahnya sungai-sungai.

Dan Allāh Subhanahu Wa Ta'ala mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga:
~ ada sungai dari air yang tidak akan payau,
~ ada sungai-sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya,
~ ada sungai-sungai dari khamer yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, dan
~ ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih.

(Lihat surat Muhammad ayat 15).

Dan diantara sungai-sungai surga adalah Al-Kautsar, sungai yang Allāh berikan untuk Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla  berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

"Sungguh kami telah memberimu wahai Muhammad Al-Kauwstar"
(QS Al-Kauwstar: 1)

Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir. Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam kebun-kebun (surga) dan mata air-mata air yang mengalir."
(QS Adh-Dhriyat: 15)

Dan diantara nama mata air surga adalah Salsabil. (Lihat QS Al-Insan: 18)

Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di dalam sebuah hadits:

"Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai."

(HR Bukhari)

Dan diantara pohon surga adalah Sidratul Muntaha, yang Allah sebutkan di dalam surat An-Najm ayat yang ke 14.

Adapun bau wanginya maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah:

 وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ خَرِيفً

"Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun."

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_________________________________

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN PERTAMA)

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN PERTAMA)


🌎 BimbinganIslam.com
Senin, 21 Jumadal Akhir 1438H/ 20 Maret 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 71 | Al-Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Pertama)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H71
_________________________

AL-JANNAH DAN KENIKMATANNYA (BAGIAN PERTAMA)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya (Bagian Pertama)".

AL-JANNAH
Secara bahasa adalah kebun.
Secara syariat adalah negeri di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allāh sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia, maka tidak akan menyamai kenikmatan di dalam surga. Dan bagaimanapun kita berusaha mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٌ۬ مَّآ أُخۡفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٍ۬ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

"Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang telah mereka amalkan."

(QS As-Sajdah: 17)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

قَالَ اللَّهُ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

"Allāh ta'ala berkata:

Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia."

(HR Bukhari 3244 dan Muslim 2824)

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga. Nama-nama kenikmatan di dalam surga yang Allāh kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda.

Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah.

Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama namanya.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬اۙ قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬اۖ

"Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, "Inilah rezeki yang telah diberikan kepada kami dahulu di dunia."
Mereka diberi buah-buahan yang serupa."

(QS Al-Baqarah: 25)

Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya.

Orang yang masuk ke dalan surga dan merasakan sedikit kenikmatan surga akan merasa bahwa dia tidak pernah susah di dunia.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam surga.

Kemudian ditanya:
Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan kesengsaraan?
Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan?

Dia menjawab:
"Tidak pernah demi Allāh. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku melihat kesusahan."

(HR Muslim)

Dan di antara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allāh Subhanahu Wa Ta'ala.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَّهُمۡ فِيهَا مَا يَشَآءُونَ خَـٰلِدِينَۚ

"Bagi merekalah apa yang mereka inginkan, di dalam surga, mereka kekal di dalamnya."

(QS Al-Furqān : 16)


Oleh karena itu, di antara nama-nama surga adalah:

🔗 Jannātun Na'īm
Yaitu jannah yang penuh dengan kenikmatan, lihat QS Luqman: 8.

🔗 Dārussalām
Yang artinya negeri yang selamat. Maksudnya selamat dari semua kekurangan dan kejelekan, lihat QS Al-An'am: 127.

🔗 Maqām Amīn
Yang artinya tempat tinggal yang aman. Yaitu aman dari segala musibah dan kejelekan, lihat QS Ad-Dukhān: 51.

🔗 Dārul Muqāmah
Yang artinya negeri yang terus menerus ditempati, lihat QS Fāthir: 35.

Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan, selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah dan kekal selama-lamanya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_______________________

DERAJAT-DERAJAT AL JANNAH/SURGA

DERAJAT-DERAJAT AL JANNAH/SURGA

🌎 BimbinganIslam.com
Jum'at, 20 Jumadal Ūla 1438H/ 7 Februari 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 70 | Derajat-derajat Al Jannah atau Surga
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H70
_________________________

DERAJAT-DERAJAT AL JANNAH/SURGA

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-70 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Derajat-derajat Al Jannah atau Surga"

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda, sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنً۬ا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَـٰتُ ٱلۡعُلَىٰ

"Dan barang siapa yang datang kepada Allāh dalam keadaan beriman dan telah mengamalkan amal-amal yang shalih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling tinggi."

(QS Thaha : 75)

↝Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam

Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Apabila kalian mendengar muadzin, maka katakan seperti yang ia katakan, kemudian bershalawatlah untukku, karena barang siapa bershalawat untukku sekali, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan bershalawat untuknya sepuluh kali.

Kemudian mintalah kepada Allāh untukku Al-wasilah, Karena sesungguhnya Al-wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba di antara hamba-hamba Allāh. Dan aku berharap akulah hamba tersebut.

Maka barang siapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa'at."

(Hadīts riwayat Muslim)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.

Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf yaitu penduduk surga yang memiliki kedudukan paling tinggi, yang ada di atas mereka seperti kalian melihat bintang yang masih tersisa di ufuk timur maupun barat."

↝Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan di antara mereka

Mereka berkata, Yā Rasūlullāh, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh yang lain?

Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Iya, demi Dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan membenarkan para Rasūl."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Di antara orang-orang yang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah :

⑴ Abū Bakar Radhiyallāhu 'anhu
⑵ Umar Radhiyallāhu 'anhu

↝"Sesungguhnya orang-orang yang memiliki  derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat oleh orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit.

↝Dan sesungguhnya Abū Bakar dan 'Umar termasuk mereka, dan mereka berdua akan mendapatkan nikmat."

(Hadīts riwayat Tirmidzi dan Ibnu Ibnu Mājah dan dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh).

Para mujahidin fiisabilillāh, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang tinggi di dalam surga.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allāh sediakan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allāh. Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi, Maka apabila kalian meminta kepada Allāh mintalah Al-Firdaus, kerena:

↝ Al-Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi

↝Di atasnya ada arsyurrahman dan dari sanalah terpancar sungai-sungai surga."

(Hadīts riwayat Bukhāri)


Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka :

⑴ Akan mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allāh

⑵ Seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalāt di malam hari

Sebagaimana di dalam hadīts yang riwayatkan Bukhāri dan Muslim

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Barang siapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia akan datang pada hari kiamat, aku dan dia (kemudian) beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam menggenggam jari-jari beliau."

(Hadīts riwayat Muslim)

↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda:

"Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti dua jari ini."

(Hadīts riwayat Muslim)

↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut

Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.

Dan dalam hadits yang shahīh yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekatku denganku majelisnya dihari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian."

↝Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda:

"Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata, "Dari mana ini?
Dikatakan kepadanya, 'Ini semua karena istighfar anakmu untukmu'.""

(Hadīts shahīh riwayat Ibnu Mājah )

↝Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.

Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan didalam halaqah sebelumnya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_________________________

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAGIAN 2)

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAGIAN 2)


🌎 BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Jumadal Ūla 1438H/ 16 Februari 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 69 | Masuknya Orang-Orang Yang Beriman Ke Dalam Surga (Bagian 2)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H69
____________________________

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAGIAN 2)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Masuknya Orang-Orang Yang Beriman Ke Dalam Surga Bagian ke-2"

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadīts Abdullāh bin Mas'ud Radhiyallāhu 'anhu  yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk ke dalam surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir masuk ke dalam surga.

Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap, maka Allāh berkata kepadanya, "Pergilah dan masuklah ke dalam surga!"

Diapun mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh,  Diapun kembali dan berkata, "Wahai Rābb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh".

Allāh berkata, "Pergilah dan masuklah!"

Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh.

Diapun kembali dan berkata, "Wahai Rābb-ku, aku mendapatkan surga sudah penuh".
 
Allāh berkata, "Pergilah dan masuklah!"

Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia (atau) bagimu sepuluh kali lipat dari dunia.

Maka hamba tersebut berkata, "Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja?"

➢Berkata Abdullāh Ibnu Mas'ud Radhiyallāhu 'anhu,

Sungguh aku melihat Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam tertawa sampai terlihat gigi geraham beliau.

Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.

🔹Pintu-pintu surga ada 8 (Delapan)

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

فِي الجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ، لاَ يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُونَ

"Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-Rayyān, tidak memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.""

(HR Bukhāri dari Sahl Ibnu Sa'ad Radhiyallāhu 'anhu )

➢Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

√Barang siapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allāh, maka akan dipanggil dari Pintu-pintu surga. Wahai Abdullāh ini adalah baik.
√ Barang siapa yang termasuk ahli shalāt ,dia akan dipanggil dari pintu shalāt.
√ Barang siapa yang termasuk ahli Jihād, maka akan dipanggil dari pintu Jihād.
√ Barang siapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyān.
√ Barang siapa yang termasuk ahli shādaqāh, maka akan dipanggil dari pintu shādaqāh.

➢Berkata Abū Bakr Radhiyallāhu 'anhu,

Tebusanku bapak dan ibuku, Yā... Rasūlullāh. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun.

Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, 'Iya',  dan aku berharap engkau termasuk mereka.

(HR. Bukhāri dan Muslim )

✾Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka untuknya 8 pintu surga.

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

"Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian berkata,

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُُالله وَرَسُوْلُهُ

kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja dia kehendaki."

(HR Muslim)

✾Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan.

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

"Apabila masuk bulan Ramadhan, maka akan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu jahannam dan akan dibelenggu syaithān-syaithān."

(HR Bukhāri dan Muslim)

↝Ada di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota Mekkah dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar.

(HR Bukhāri dan Muslim )

↝Hajar adalah kota masyhur di Bahrain
↝Busra adalah kota masyhur di Suriah

Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah dan kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km.

Di dalam hadīts yang lain,

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan,

"Bahwasanya ada di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepinya 40 tahun perjalanan."

(HR Muslim )

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan jalan kita menuju Surga.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
___________________________

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAG 1)

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAG 1)

🌎 BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Jumadal Ūla 1438H/ 15 Februari 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 68 | Masuknya Orang-Orang Yang Beriman Ke Dalam Surga (Bag.1)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H68
____________________________

MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KE DALAM SURGA (BAG 1)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-68 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Masuknya Orang-Orang Yang Beriman Ke Dalam Surga Bagian pertama"

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan terhormat dan dimuliakan.

🔸Allāh akan kembali memuliakan Nabi-Nya di hadapan orang-orang yang beriman.

↝Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam akan diizinkan untuk memberi syafa'at bagi calon penduduk surga, supaya dibukakan pintu surga.

↝Syafa'at ini juga termasuk syafa'at khusus bagi beliau (Shallallāhu 'alayhi wa sallam)

↝Beliaulah  Shallallāhu 'alayhi wa sallam yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.

· Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,

وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ

"Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga."

(Hadīts riwayat Muslim)

· Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam juga bersabda,

"Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, Kemudian aku minta untuk dibuka, Berkatalah penjaga surga, Siapa kamu? Aku menjawab, "Muhammad"
Penjaga pintu surga berkata,
"Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu"."

(Hadīts riwayat Muslim)

↝Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.

· Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman yang artinya,

"Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara berombongan, Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah dibuka, dan berkatalah penjaga-penjaga pintu surga kepada mereka, Salam atas kalian. Kalian telah baik, maka masuklah kalian ke dalam surga, sedang kalian kekal di dalamnya".

Dan mereka mengucapkan,

"Segala puji bagi Allāh yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat ini. Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga dimana saja kami kehendaki. Maka surga itulah sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal".

( QS. Az-Zumar: 73-74)

↝Umat Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali masuk surga sebelum umat yang lain.

· Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,

نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ

"Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama kali akan masuk surga."

(Hadīts riwayat Bukhāri Muslim)

↝Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam yang akan masuk surga, wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim dari Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu )

🔹Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa'ad Radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda,

"Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadīts), Mereka saling bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama (ada yang mengatakan) merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab".

Dan sabda beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam,

→ Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga (maksudnya) mereka akan masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shaf secara serentak. Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga.

→ Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan lebih dahulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin.

(Hadīts riwayat Muslim )

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
____________________________

AL-QANTHARAH DAN QISHASH ANTARA ORANG-ORANG YANG BERIMAN

AL-QANTHARAH DAN QISHASH ANTARA ORANG-ORANG YANG BERIMAN


🌎 BimbinganIslam.com
Selasa, 17 Jumadal Ūla 1438H/ 14 Februari 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 67 | Al-Qantharah dan Qishash Antara Orang-Orang Yang Beriman
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H67
____________________________

AL-QANTHARAH DAN QISHASH ANTARA ORANG-ORANG YANG BERIMAN

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Qantharah dan Qishash Antara Orang-Orang Yang Beriman".

Al-Qantharah secara bahasa adalah jembatan.

Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al-Qantharah adalah jembatan lain setelah sirāth yang terletak antara neraka dan surga, tempat berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati neraka sebelum masuk ke dalam surga.

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Qantharah ini. Tempat akan dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di Qishash di antara mereka.

Dan ini menunjukkan keadilan Allāh Subhanahu Wa Ta'ala. Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يخلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا

 “Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Al-Qantharah yang terletak di antara surga dan neraka.

Kemudian di qishash kedzāliman-kedzāliman yang terjadi di antara mereka di dunia.

Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan maka mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan demi Zat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya.

Sungguh salah seorang dari mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia”

(HR Bukhari)

Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati orang-orang yang beriman, seperti hasad, dendam, kebencian dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka.

Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishash-nya dan akan semakin cepat dia masuk ke dalam surga.

Sebaliknya, semakin banyak ghill, hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang beriman, maka akan semakin lama qishash-nya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.

Qishash di Qantharah ini terjadi di antara orang-orang yang beriman saja, dengan maksud pembersihan hati.

Adapun qishash di Padang Mahsyar, maka untuk semua mahluk yang kafir maupun yang mukmin. Yang mencakup Qishās karena kedzāliman harta, fisik maupun kehormatan.

Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surga kecuali orang-orang yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.

Allāh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَنَزَعۡنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ

“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka...”
( QS Al Hijr : 47 )

Semoga Allāh Subhanahu Wa Ta'ala membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad, dendam dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allāh Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah

Ditranskrip oleh Tim transkrip BIAS
_______________________________

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR (BAGIAN 3)



🌎 BimbinganIslam.com
Senin, 16 Jumadal Ūla 1438H/ 13 Februari 2017M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 66 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 3)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H66
____________________________

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR (BAGIAN 3)


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-66 dari sisilah beriman kepada hari akhir adalah tentang syafa'at bagi para pelaku dosa besar bagian yang ketiga.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa'at bagi dua dan tiga orang.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam  bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَشْفَعُ لِلرَّجُلَيْنِ وَالثَّلَاثَةِ

"Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa'at bagi dua orang dan tiga orang. "

(Hadits Shahih Riwayat Al Bazzar)

Para syuhada akan Allāh berikan kesempatan untuk memberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَشْفَعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ

"Orang yang mati syahid akan memberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya."

(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud)

Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberikan syafaat untuk orang tua, anak-anak, istri dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.

Ada di antara umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa'at untuk orang banyak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَكْثَرُ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ " . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ سِوَاكَ قَالَ " سِوَاىَ "

"Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamīm dengan sebab syafa'at satu orang dari umatku."

Dikatakan kepada beliau:

"Ya Rasūlullāh, apakah orang itu adalah selain dirimu?"

Beliau menjawab:

"Ya, dia adalah orang lain selain diriku."

(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Bani Tamīm adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa'at kepada orang lain.

Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa'at di hari kiamat.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّ الّلَعَانِيْنَ لَا يَكُوْنُوْنَ شُهَدَاءَ وَلَا شُفَعَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ

"Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa'at di hari kiamat."

(HR Muslim)

Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa'at bagi kedua orang tuanya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Anak-anak kecil dari orang-orang yang beriman akan menjadi da'āmīsh surga."

Arti da'āmīsh adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam.

Maksud beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam  bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga dan tidak akan meninggalkannya.

Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

"Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak akan melepaskan pegangannya sampai Allāh memasukkan dia dan kedua orangtuanya ke dalam surga."

(HR Muslim)

Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allāh dengan meninggalnya anak yang belum dewasa.

Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa'at.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

"Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa'at pada hari kiamat untuk seorang hamba.

Puasa berkata:

Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah syafa'atku untuknya.

Al Qurān berkata:

Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah syafa'atku untuknya.

Maka diterimalah syafa'at keduanya."

(Hadits Shahih Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau)

Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allāh dan menjaga adab-adabnya.

Dan dorongan untuk membaca Al Quran karena Allāh dan menunaikan hak-haknya.

Demikianlah mereka akan memberikan syafa'at setelah diizinkan oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala, sebagai bentuk pemuliaan Allāh kepada mereka.

Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa'at.

Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan mendapatkan syafa'at.

Allāh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَـٰعَةُ ٱلشَّـٰفِعِينَ

"Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa'at orang-orang yang memberikan syafa'at."

(QS Al Mudatsir : 48)

Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau Orang-orang shāleh dengan alasan ingin mendapatkan syafa'at mereka, justru tidak mendapatkan syafa'at, karena mereka telah membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allāh Subhanahu wa Ta'ala di dalam beribadah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah


Ditranskrip oleh Tim Transkrip BIAS
_______________________

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 2 )

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 2 )

🌎 BimbinganIslam.com
Jum'at, 15 Rabi'ul Akhir 1438 H / 13 Januari 2017 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 65 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 2)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H65
______________________________

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 2 )

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين 

Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian Kedua)”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafaat untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang disiksa di dalam neraka.

Di dalam sebuah hadīts Anas bin Mālik Radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allāh untuk memberi syafaat dan beliau diizinkan. 

Maka Allāh akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia. 

Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau:

"Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....”

Dikatakan kepada beliau,

“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji gandum.”

Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh Subhanahu Wa Ta'ala dan sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau:

“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”

Dikatakan kepada beliau:

“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar zarrāh atau qārdalah yaitu biji sawi.”

Maka beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam pergi dan melakukannya. 

Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada beliau:

“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”

Dikatakan kepada beliau:

“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.”

Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian untuk keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allāh, maka dikatakan kepada beliau:

“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, niscaya akan diterima syafaatmu.”

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Wahai Rābb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafaat kepada setiap orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh'.”

Maka Allāh berkata:

"Demi keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku sungguh Aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh."

Maksudnya adalah orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh' ikhlas dari hatinya dan tidak membatalkannya dengan kesyirikan.

Di dalam Shahīh Bukhāri disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca do'a setelah mendengar azan, yaitu:

للَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah, kemudian meninggal di dalamnya. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوت إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang Islam.” 

(HR Muslim)

Ada dua golongan dari umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan syafaat beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam. 

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي : إِمَامٌ ظَلُومٌ ، وَكُلُ غَالٍ مَارِقٍ

“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafaatku, pemimpin yang zhālim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.” 

(Hadīts Hasan Riwayat At-Thābrāni di dalam Al-Mu'jamul Kabīr)

Kita memohon kepada Allāh, semoga Allāh Subhanahu Wa Ta'ala menerima syafaat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy, 
Di kota Al Madīnah

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
______________________________

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 1 )

SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 1 )



 BimbinganIslam.com
Kamis, 14 Rabi'ul Akhir 1438 H / 12 Januari 2017 M
 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
 Halaqah 64 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 1)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-AR-S05-H64
_____________________________________
SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 1 )
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)".
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan izin kepada mereka, untuk memberikan syafaat kepada saudara-saudara mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudri Radhiallāhu anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allāh, hak saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata,
"Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-ibadah tersebut bersama mereka.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
Maka Allāh berkata, "Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka.”
Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata,
"Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan."
Allāh berkata,
"Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dinar, maka keluarkanlah."
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
"Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan."
Maka Allāh berkata,
"Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat setengah dinar, maka keluarkanlah."
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.
Maka Allāh berkata,
Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dzarrāh, maka keluarkanlah.
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”
Yang dimaksud dengan dzarrāh adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa dibelah lagi. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Mereka berkata,
Wahai Rabb kami tidak sisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan.
Allāh berkata,
Para malaikat telah memberikan syafaat, para nabi telah memberikan syafaat dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.
Kemudian Allāh menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.
Kemudian Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,
“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka akan berwarna putih.”
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat dengan surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,
“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khāwatim, yang dikenal oleh para penduduk surga.”
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khowātim adalah beberapa barang yang terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Maka berkatalah para penduduk surga,
Mereka adalah orang-orang yang Allāh bebaskan. Allāh telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
______________________________