🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 05 Rabi’ul Akhir 1439 H /23 Desember 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Hadits Arba’in Nawawī
🔊 Hadits Kedua | Penjelasan Tauhid Uluhiyyah (Bagian 06 dari 06)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-HaditsArbainNawawi-0223
-----------------------------------
*HADITS 02 ARBA'IN AN-NAWAWIYYAH - PENJELASAN TAUHID AL-ULUHIYYAH (BAGIAN 6 DARI 6)*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Syirik besar yang kedua, yang sering dilakukan juga oleh saudara-saudara kita, adalah:
⑵ Menyembelih hewan untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Menyembelih hewan untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla merupakan syirik besar, banyak dilakukan oleh saudara-saudara kita, di antaranya karena kejāhilan mereka (semoga Allāh mengampuni mereka).
Di antara ibadah māliyyah (ibadah harta) yang sangat dicintai oleh Allāh adalah ibadah menyembelih.
Oleh karenanya dalam Al Qur'ān Allāh menggandengkan menyembelih dengan shalāt.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ.....
_Katakanlah wahai Muhammad, "Sesungguhnya shalātku dan nusukiy (sembelihanku), hidupku dan matiku hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Tidak ada syarikat bagi-Nya."_
(QS Al An'ām:162-163)
Shalāt dan sembelihan digandengkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dalam surat yang lain, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
_"Shalāt dan sembelihlah hanya untuk Rabb-mu."_
(QS Al Kautsar: 2)
Sebagaimana seorang tidak boleh shalāt kepada selain Allāh, tidak boleh sujud kepada selain Allāh, demikian juga tidak boleh menyembelih kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla. ini menunjukkan bahwasannya ibadah menyembelih adalah ibadah yang sangat agung.
Oleh karenanya dalam haji, disyariatkan menyembelih untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kemudian ada namanya qurban, yang tidak haji juga bisa berqurban.
Yang sedang berhaji (haji Tamattu' dan haji Qirān) diwajibkan untuk menyembelih hadyu.
Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau berhaji hanya sekali seumur hidup (setelah menjadi Nabi) yang dikenal dengan haji wada' (haji perpisahan).
Maka beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) membawa atau menyumbangkan 100 ekor unta untuk berhaji. Beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) memotong unta dengan tangan beliau 63 ekor, sisanya dipotong oleh Āli bin Abī Thālib radhiyallāhu ta'āla 'anhu.
Kita tahu siapa Nabi, Nabi bukanlah orang yang kaya. Nabi orang yang sederhana, tetapi tatkala Nabi berazam untuk menyembelih unta bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, beliau bisa mengumpulkan 100 ekor unta untuk beliau sembelih kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tatkala haji wada'.
Berbeda dengan sebagian kaum muslimin, jama'ah haji, apabila sudah musim haji, jangankan mencari unta (terlalu mahal) mencari kambingpun mencari yang paling murah.
Bagaimana mau nyembelih 100 ekor kambing, satu ekor kambing saja mencari yang paling murah.
Dan sering kita dapati jama'ah apabila mencari kambing, mereka meminta kambing yang harganya 300 real. Ada gak yang 200 real? Ada kambing 1,000 real. Saya temani sebagian masyaikh, kambing 1,500 real dia beli. Karena dia tahu ini untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ini uang yang dikeluarkan benar-benar pada tempatnya, untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sebaliknya, waktu membeli hadiah (oleh-oleh) 5000 real juga habis. Waktunya mencari kambing, mencari yang termurah, sampai kambing 250 real, sampai ditipu oleh orang-orang. Orang menjual kambing 300 dia beli, ternyata kambingnya tidak ada.
Lihat! Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam karena tahu ibadah menyembelih untuk Allāh adalah ibadah yang luar biasa (syariat qurban ini kurang berkembang di tanah air kita).
Alhamdulillāh, masih ada yang berqurban, namun jumlah banyak orang-orang kaya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah hewan qurban. (maksudnya masih banyak orang kaya yang tidak berkurban, tim transkrip).
Padahal ibadah menyembelih adalah ibadah yang sangat mulia. Sampai Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menyembelih 100 ekor unta tatkala haji wada'.
Tatkala ibadah yang mulia ini diserahkan untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla, (misalnya) untuk makhluk, untuk jinn, untuk penunggu gunung atau penunggu rumah atau penunggu tanah atau dewa ini dewa anu, maka ini merupakan syirik akbar.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam Shahīh Muslim.
لعن الله من ذبح لغير الله
_"Allāh melaknat orang yang menyembelih kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_
(Hadīts riwayat Muslim nomor 1978)
Dan ini musibah yang terjadi di tanah air kita. Dibantu lagi oleh dukun-dukun yang mempersyaratkan sembelihan-sembelihan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ini kerjaan dukun (termasuk tim suksesnya syaithān dan iblīs). Oleh karenanya dukun apabila ada barang hilang, dia suruh untuk mencarikan tiga ekor ayam yang putih kemudian disembelih agar barang itu ketemu (ternyata tidak ketemu juga).
Lalu disuruh mencari ayam hitam (kalau akan membangun rumah) dan saya lihat sendiri seperti ini.
Kalau akan membangun rumah, supaya rumahnya tidak diganggu oleh jinn maka diminta untuk memotong tiga ekor ayam hitam dan menumpahkan darahnya di tanah (supaya tidak diganggu jinn penunggu rumah/tanah tersebut).
Ingin membuka suatu areal pun demikian. Supaya tidak diganggu maka dipotong kerbau atau sapi, kemudian darahnya ditumpahkan atau kepalanya diletakkan sebagai sajen (Ini semua kesyirikan), mengeluarkan seseorang dari Islām. Kalau dia tidak bertaubat kepada Allāh maka nasibnya sungguh mengerikan.
Dan ini semua khurafat, seorang harusnya bertawakal kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tidak pasrah dan menyerah pada jinn.
Jinn mungkin mengganggu tapi kita diajarkan, punya wirid-wirid, kita diajar Al Qur'ān. Seorang yang shālih mempunyai wirid-wirid Al Qur'ān.
Kita diajarkan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(QS Al Ikhlās)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
(QS Al Falaq)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
(QS An Nas)
Kita punya surat Al Fatihah, kita punya surat Al Baqarah, kita baca.
Bukan kita pasrah kemudian akhirnya kita menyembelih untuk kesenangan jinn tersebut. Jinn tersebut semakin besar kepalanya.
Dan demikian yang mengerikan di tanah air kita. Jinn-jinn merajalela. Dan sering orang diganggu oleh jinn (sering sekali).
Hampir tidak pernah saya lihat di Madīnah. Kita kemana-mana di Madīnah tenang, tidak ada rasa takut. Sampai saya pernah kejebak mobil ditengah kegelapan, ditengah padang pasir, jauh, tidak ada lampu sama sekali, jam 2 malam.
Alhamdulillāh, anak-anak tidak ada yang menangis, tidak ada yang ketakutan, tenang. Kita paling takut kalau ada ular atau kalajengking. Adapun merinding tidak ada sama sekali.
Coba kalau di tanah air kita, baru lewat dibawah pohon beringin sudah macam-macam pikirannnya. Akan muncul genderuwo, ada mak lampir, ada si manis jembatan ancol, ada macam-macam.
Dan benar-benar muncul, benar-benar jinn itu menampakkan dirinya.
Kenapa?
Karena peribadatan terhadap jinn banyak di tanah air kita.
Dimana-mana orang memberi sajen, ini semua bentuk pengagungan terhadap jinn dan jin semakin sombong, semakin angkuh.
Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam surat Al Jinn: 6:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
_"Dan sesungguhnya dahulu ada sebagian manusia, minta pertolongan kepada sebagian jinn, beristi'ādzah (minta pertolongan kepada sebagian jinn). Maka semakin menambah kesombongan para jinn.”_
Ayat ini dikisahkan oleh para ahli tafsir menyebutkan, ada sekelompok orang yang melewati suatu lembah. Lembah tersebut dikenal banyak jinnnya (suka mengganggu) orang yang lewat.
Maka pemimpin rombongan mengatakan:
نعوذ بسيد هذا الوادي من سفهاء قومه
_(Dengan mengucapkan suara yang lantang dia mengatakan), "Kami berlindung kepada bosnya para jinn di sini agar anak buahnya tidak ganggu kami."_
Maka diapun lewat selamat, (ini kekufuran). Allāh sebutkan dalam Al Qur'ān:
فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
_"Semakin menambah kesombongan para jinn dan semakin menambah kekufuran orang-orang tersebut."_
Oleh karenanya di antara bentuk-bentuk peribadatan kepada jinn adalah memberikan sajen, menyembelih kepada para jinn, (ini sering terjadi di tanah air kita).
Lumpur lapindo keluar, akhirnya ada yang mengatakan, "Lemparkan kambing berapa ekor."
Di lemparkan kambing tapi gak selesai juga, mungkin kambingnya kurang.
Gunung merapi mau meletus dianjurkan untuk menyembelih kerbau ditengah kota Jogjakarta.
Apa faedahnya?
Jika Allāh berkehendak tetap meledak.
Kesyirikan di mana-mana. Terutama orang-orang yang tinggal dekat sekitar pegunungan, sering sekali ada kesyirikan. Keyakinan-keyakinan yang macam-macam, sajen-sajen yang macam-macam. Tanah air kita penuh dengan macam-macam yang seperti itu. Warisan agama Hindu. Dan asalnya orang-orang ini menyembah dewa-dewa yang hakekatnya dewa-dewa tersebut adalah jin-jin.
Jadi penyembahan terhadap jinn itu yang mewariskan adalah orang-orang Hindu. Kemudian diwariskan oleh sebagian kaum muslimin yang masih terikat dengan tradisi adat istiadat yang merupakan adat istiadat kesyirikan.
Mau membuat jembatan harus memotong berapa ekor kambing? Tetap saja jembatannya roboh.
Kalau antum lihat, kita di Arab Saudi, bayangkan antum umrah, antum sudah jalan dari Mekkah menuju Madinah, 450 km.
Antum lihat bagaimana banyak gunung yang dibelah untuk dijadikan jalan. Perhatikan! Nanti ada gunung yang dibelah.
Sering itu, ada gunung yang dibelah untuk dijadikan jalan. Puluhan gunung mungkin dibelah dari Mekkah menuju Madīnah supaya jalan bisa lurus. Tidak ada satu ekor ayam pun yang disembelih oleh pemerintah Saudi, tidak ada satu butir telurpun yang dipecahkan.
Tidak ada sajen sedikit pun yang diletakkan di jalan-jalan tersebut.
Belum lagi kalau mereka mengebor gunung (seperti) terowongan Minā.
Oleh karenanya kesyirikan yang mengerikan terjadi di tanah air kita, Di antaranya penyembelihan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dukun pun demikian, ada orang sakit, dia syaratkan datangkan hewan. Ini kesyirikan seperti ini.
Kemudian juga nyi roro kidul yang diagung-agungkan oleh sebagian orang. Acara tahunan menyembelih seekor kerbau kepalanya diserahkan di laut, supaya nyi roro kidul tidak ngamuk.
Ini tradisi, jangan diabadikan, jangan dilestarikan, ini tradisi kesyirikan.
Kalau tidak dikasih kerbau maka nyi roro kidul akan ngamuk, akan banyak makan korban dipantai selatan, seakan-akan dia berhak mengatur pantai selatan.
Yang mengatur pantai selatan adalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kehidupan dan kematian ditangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Antum perhatikan orang-orang yang ingin menyembelih kerbau untuk nyi roro kidul, apakah mereka mau menyembelih kerbau yang biasa?
Tidak, tidak mungkin mereka cari kerbau yang cacat. Tidak mungkin mereka cari kerbau yang kurus.
Kenapa?
Untuk diserahkan kepada nyi roro kidul tidak boleh kerbau sembarangan.
Ini adalah diantara bentuk kesyirikan yang berbahaya, yang tersebar di tanah air kita, yaitu menyembelih kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kita ingatkan saudara-saudara kita agar jangan sampai berdo'a kecuali kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan agar tidak menyembelih kecuali kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālan
In syā Allāh, nanti akan kita lanjutkan dengan model-model syirik-syirik kecil, semoga ada waktu untuk kita sampaikan.
Wallāhu Ta'āla A'lam bishshawāb.
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
🖋Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
______________________