🌍 BimbinganIslam.com
Ahad, 29 Sya'ban 1437H / 05 Juni 2016M
📝 Materi Tematik | Nak, Yuk Shalāt ! (Bagian 3)
〰〰〰〰〰〰〰
NAK, YUK SHALAT ! (BAGIAN 3)
*_Usia 7-10 tahun_*
❖ Pada saat anak menginjak usia 7 tahun, katakan padanya, bahwa mereka memasuki usia yang istimewa, yaitu usia diperintahkannya shalāt, bila perlu berikan mereka hadiah berupa baju shalāt, mukena, dan sajadah.
❖ Menghindari kalimat tanya seperti: “Apakah kamu sudah shalāt?” karena dapat membuka peluang untuk berbohong, sebaliknya, gunakan kalimat yang tegas dan mengingatkan, seperti: “Waktunya shalāt, nak!”, atau: “Ibu sedang menunggumu untuk shalāt, sebelum habis waktunya”.
❖ Sering-seringlah menyemangati dengan mengatakan: “Ayah ibu bangga sekali bila kamu rajin shalāt”. Tampakkan kepada mereka bahwa kebahagiaan dan kebanggaan terbesar mereka adalah ketika mereka rajin mengerjakan shalāt, dan maafkanlah kesalahan kecil mereka ketika mereka mudah disuruh mengerjakan shalāt.
❖ Mengajak mereka untuk shalāt berjamaah, karena itu akan lebih menyemangati mereka, terutama untuk anak laki-laki karena tabiat mereka senang keluar rumah dan bertemu teman-temannya, maka ajaklah mereka shalat berjama’ah di masjid.
❖ Pada usia ini, dapat diajarkan hukum-hukum bersuci secara lebih detail, sifat shalāt dan wudhu Nabi shalallahu alaihi wasallam, doa-doa dan dzikir dalam shalāt, dan mulai merutinkan mereka shalāt 5 kali sehari, walaupun tidak harus tepat pada waktunya.
❖ Setelah mereka terbiasa mengerjakan shalāt 5 waktu, ajarkanlah mereka untuk segera shalāt begitu mendengar adzan.
(Bullet)Membangkitkan kepekaan anak terhadap shalāt.
🔗 Misalnya, bila anak meminta izin untuk tidur sebelum waktu isya’ maka katakanlah, “Sebentar lagi isya’ shalāt dulu bersama kami”.
🔗 Atau ketika ia hendak pergi menjelang ashar, tahanlah dulu sambil berkata: “Sebentar lagi ashar, shalāt dulu, baru kamu pergi”.
Teruslah melatih kepekaan dan keterikatan mereka dengan shalāt, agar mereka menyadari pentingnya shalāt di atas segala kegiatan.
❖ Apabila mereka telah mengerjakan shalāt dengan rutin, maka ajarkanlah mereka sunnah sunnah shalāt, shalāt-shalāt sunnah, dan dzikir-dzikir setelah shalāt.
Ajarkan juga kepada mereka rukhsoh- ruksoh yang berkaitan dengan shalāt, seperti kapan boleh bertayamum, kapan boleh menjamak dan mengqashor shalāt, dan sebagainya, dengan menyebutkan bahwa Allah Maha Pemurah dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita, dan agama Islam ini adalah agama yang mudah.
❖ Ajarkan mereka untuk tidak malu mengajak teman yang belum mengerjakan shalāt, sekaligus ajarkan mereka untuk tidak mengejek atau merendahkan teman yang tidak shalāt, melainkan perintahkan mereka untuk mendakwahi teman tersebut dengan cara yang baik.
❖ Carilah media-media yang memudahkan kita mengajari tata cara shalāt, seperti gambar-gambar tata cara wudhu dan shalāt, atau kaset dan cd tentang hal tersebut.
▪ Mengenai pukulan pada anak berusia 10 tahun yang tidak mengerjakan shalāt, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
🔗 Pukulan itu tidak menyakitkan,
🔗 Tidak memukul di tempat yang dilarang, seperti wajah,
🔗 Tidak memukul di depan orang lain,
🔗 Tidak memukul ketika sedang marah,
▪ Dan yang perlu diperhatikan adalah pukulan yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah pukulan untuk memperbaiki dan mengobati kebandelan anak, dan bukan sekedar kekerasan dan hukuman yang dapat menimbulkan masalah baru.
Karena itu, apabila orang tua atau pendidik melihat bahwasanya anak tersebut tidak dapat diperbaiki dengan pukulan, atau justru semakin membangkang dan berbohong bila dipukul, maka hendaknya ia berhenti memukul anak tersebut dan mencari cara lain untuk mendidiknya.
Demikianlah beberapa cara melatih anak mengerjakan shalāt. Tentu masih ada cara-cara lain yang dapat diterapkan, selama cara-cara tersebut mengedepankan sikap hikmah dalam mendidik dan dalam koridor syari’at. Beberapa hal juga harus diingat dalam mengajarkan anak untuk shalāt, yaitu:
▪Pendidikan shalāt, seperti juga pendidikan adab dan akhlak yang lain, memerlukan waktu sampai terbentuk kesadaran melaksanakannya. Karena itulah Rasulullah memerintahkan orang tua mengajari anak shalāt saat berusia 7 tahun dan baru memerintahkan memukul setelah berusia 10 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa mengajarkannya shalāt memiliki tahapan-tahapan yang dilaksanakan selama rentang waktu 3 tahun, sampai anak terbiasa melaksanakannya, dan barulah anak dihukum untuk memberikan peringatan terhadap kelalaian dan kemalasannya ketika berumur 10 tahun.
▪ Sekedar perintah dan nasehat saja tidak cukup, tetapi memerlukan tahapan dan metode yang jelas, terarah dan bertahap.
▪ Semakin awal kita memulai akan semakin mudah bagi kita, maka jangan sia-siakan kesempatan mengajarkan shalāt kepada mereka sejak kecil, dan jangan sampai kita baru mengajarkan shalāt setelah mereka berumur 10 tahun.
Yang terakhir dan terpenting adalah banyaklah berdoa untuk anak-anak kita agar mereka termasuk orang-orang yang mendirikan shalāt, dan sandarkan keberhasilan usaha kita hanya kepada Allah. Sebaik apa pun metode yang kita ambil, tidaklah akan berhasil tanpa pertolongan dari Allah.
Dan semoga, Anda dan saya termasuk orang-orang yang sukses membentuk generasi yang mencintai shalāt!
Disarikan dari kutaib berjudul “Kaifa Nuhabbibus Sholah li Abnāinā”, ar.islamway.net
Ummu Sholih, di Madinatu Qur’an, Jonggol
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com