🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 11 Ramadhan 1437 H / 16 Juni 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | Ramadhan Bulan Untuk Melatih Kesabaran (Bagian 2)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-Ramadhan1437-UFA-03
📺 Video Source: https://yufid.tv/1754-ramadhan-bulan-untuk-melatih-kesabaran.html
----------------------------------
MELATIH KESABARAN (BAG 2)
Kemudian, tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdakwah, di awal dakwah beliau seluruh orang mendustakannya.
Akan tetapi istri beliau, Khadījah Radhiyallāhu Ta'āla 'anhā membantu suaminya dengan penuh pengorbanan, dengan seluruh hartanya.
Disaat Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat butuh dengan bantuan sang kekasih, bantuan istrinya Khadījah, Allāh Subhānahu wa Ta'āla memanggil Khadījah, mencabut nyawa Khadījah Radhiyallāhu Ta'āla 'anhā.
Sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala itu sangat bersedih. Sangatlah bersedih dengan meninggalnya istrinya yang sangat dia cintai yang selama ini membantunya dengan seluruh harta, dengan seluruh perasaan, dan seluruh kasih sayang dari sang istri.
Kemudian setelah itu paman beliau yang bernama Abū Thalib, yang selama ini membela Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam, sang paman tidak membiarkan seorang pun dari kāfir Quraishy untuk mengganggu sang keponakan (Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam) akhirnya sang pamanpun. meninggal dunia.
Sehingga tatkala itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun sangat bersedih, ditinggal oleh Khadījah dan juga pamannya, Abū Thalib.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun berjalan dengan linglung, tidak sadar, tiba-tiba Beliau sudah berada di suatu tempat.
Kenapa beliau sampai linglung?
Karena kesedihan yang amat sangat, sehingga para ulamā tatkala itu menamakan tahun tersebut sebagai tahun kesedihan yang dialami Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Setelah itu beliau pergi ke Tha'if untuk berdakwah, ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Namun Beliau akhirnya diusir oleh penduduk Tha'if, bahkan tatkala beliau keluar dari kota Tha'if disambut dengan dua barisan.
Dengan dua barisan, buat apa?
Untuk menyambut Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan lemparan batu. Anak-anak, orang-orang gila, dikumpulkan, untuk apa? Untuk melempar Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, untuk menghinakan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Maka merekapun melempari Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan kerikil-kerikil, dan Zaid bin Haritsah Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu berusaha untuk menangkis batu-batu tersebut. Akan tetapi beliau tidak mampu, sehingga masih banyak kerikil yang melukai Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, dan menumpahkan darah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kalau kita bicara tentang anak-anak, kita tahu betapa sedihnya seorang ayah yang kehilangan anaknya. Seorang ibu yang kehilangan satu orang anaknya sangat sedih, akan tetapi Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam seluruh anaknya.
⇛Beliau memiliki tujuh orang putra dan putri. Enamnya meninggal tatkala beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam masih hidup kecuali Fathimah.
⇛Fathimah meninggal setelah wafatnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, enam bulan setelah wafat Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛Putra Beliau, Abdullāh dan Qashim meninggal di hadapan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛Kemudian putri-putri beliau Ummu Kaltsum, Ruqayyah, Zainab, seluruhnya meninggal di hadapan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mengkafankan dan menguburkan putri-putrinya.
Bisa kita bayangkan bagaimana sedihnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dianugrahi seorang putra yang bernama Ibrāhim, maka Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam pun bergembira, mengabarkan kepada para shahābat bahwasanya Beliau telah dianugrahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla seorang putra yang Beliau namakan Ibrāhim.
Akan tetapi ternyata kegembiraan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bertahan lama.
⇛Tatkala sang putra berumur dua tahun, sang putra sakit keras. Dan berada di pangkuan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam sang putra yang sangat dicintai meninggal. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat bersedih. Sampai akhirnya Beliau pun mengeluarkan (meneteskan) air mata.
Beliau berkata:
إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ والقَلب يَحْزنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا ، وَإنَّا لِفِرَاقِكَ يَا إبرَاهِيمُ لَمَحزُونُونَ
"Sungguh mata meneteskan air mata, dan sesungguhnya hati sangat bersedih, akan tetapi kami tidak mengucapkan kecuali yang mendatangkan keridhāan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan kami sesungguhnya sangat bersedih dengan kepergian engkau, wahai putraku, Ibrāhim."
(Hadīts Riwayat Bukhāri no 1303)
Inilah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam betapa banyak ujian yang dihadapi oleh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Belum lagi ujian dalam dakwah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam,
√ Beliau dituduh dengan orang gila
√ Beliau dicap dengan tuduhan-tuduhan yang sangat buruk
√ Beliau dikatakan sebagai orang gila
√ Beliau dikatakan sebagai dukun
√ Beliau dikatakan sebagai penyair
√ Beliau dikatakan sebagai orang sinting.
Ini tidak mudah sebagaimana yang kita bayangkan.
Ujian yang sangat berat yang dihadapi oleh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam berdakwah dimusuhi oleh orang yang paling dekat dengan dia, pamannya sendiri (saudara ayahnya) Abū Lahab.
Tatkala musim haji, orang-orang berdatangan di Mina, maka Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin mendakwahi mereka.
Sampai-sampai Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam merendahkan dirinya, mengatakan:
أَلاَ رَجُلٌ يَحْمِلُنِي إِلَى قَوْمِهِ فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ كَلاَمَ رَبِّي
"Apakah ada orang yang mau mengajakku untuk berdakwah di kaumnya ? Sesungguhnya orang-orang Quraishy melarangku untuk menyampaikan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(HR Tirmidzi nomor 2849, versi Maktabatu AlMa'arif Riyadh nomor 2925)
Sampai-sampai Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam merendahkan dirinya, dan mengharap ada orang yang mengantarkannya untuk berdakwah di kabilah-kabilah Arab.
Maka pergilah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam ke setiap kabilah yang datang di Mina untuk berhaji. Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam mendakwahkan Islām kepada mereka. Akan tetapi ternyata sang paman, Abū Lahab laknatullāh alaih, senantiasa mengekor Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Begitu Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam berdakwah menyampaikan Islām, sang paman pun berdiri dan mengatakan, "Jangan kalian ikuti keponakanku, yang telah keluar dari adat nenek moyangnya."
Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam pun tidak memperdulikan sang paman. Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam pergi ke kabilah yang lain, akan tetapi sang paman, Abū Lahab, tetap mengekor dan menguntit.
Setiap Nabi berdakwah, maka diapun mengucapkan kalimat yang sama.
Inilah ujian yang dihadapi, yang sebagian kecil yang dihadapi Nabi kita Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Karenanya, tatkala seorang hamba diuji dengan berbagai ujian, ingatlah bahwasanya sosok yang paling dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam juga pernah diuji.
Maka ini akan memberikan tasliyah, akan menghibur dirinya.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam besabda dalam suatu hadīts :
أَشَدُّ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
"Orang yang paling besar ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang shālih , kemudian yang berikutnya, dan yang berikutnya.
Seseorang diuji berdasarkan ukuran kadar keimānannya. Kalau ternyata keimānannya sangat kuat, maka Allāh tambah ujiannya.
Jika dia tegar tatkala menghadapi ujian, Allāh tambah ujiannya dan tatkala imānnya lemah, maka Allāh akan ringankan ujiannya."
(Hadīts Riwayat Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh dalam Shahīh At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadīts ini shahīh)
Karenanya, jika ujian menimpa, jika musibah menerpa, maka bersabarlah, sesungguhnya demikianlah orang-orang berimān, dia akan diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ibarat pohon yang semakin tinggi, maka semakin akan kuat angin yang menerpanya, akan tetapi pohon tersebut semakin tegar, dan semakin kuat, menangkis angin yang kencang tersebut.
Oleh karenanya, kita senantiasa berhusnuzhān kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Jika ada ujian yang menimpa kita, kita katakan sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Bisa jadi engkau membenci sesuatu, akan tetapi itu yang terbaik bagimu, dan bisa jadi engkau mencintai sesuatu, akan tetapi itu buruk bagimu, Allāh yang lebih mengetahui dan kalian tidak mengetahui."
(QS Al Baqarah : 216)
Semoga puasa Ramadhān ini melatih kita untuk senantiasa bersabar, sehingga membentuk jiwa kita yang kuat. Dan bersabar dalam menghadapi segala ujian dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلّم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
___________________________
🌺 Program CINTA RAMADHAN ~ Cinta Sedekah
1. Tebar Ifthar Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim Dhu'afa
📦 Salurkan Donasi anda melalui :
Rekening Yayasan Cinta Sedekah
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| Kode Bank 147
Konfirmasi donasi sms ke
📱0878 8145 8000
dengan format :
Donasi Untuk Program#Nama#Jumlah Transfer#TglTransfer
🌐 www.CintaSedekah.Org
👥 Fb.com/GerakanCintaSedekah
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q