🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 12 Ramadhan 1437 H / 17 Juni 2016 M
👤 Ustadz Abdullāh Zaen, Lc MA
📔 Materi Tematik | Apakah Tidurnya Orang Berpuasa Adalah Ibadah ?
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-Ramadhan1437-UAZ-01
📺 Video Source: https://youtu.be/U3DNw7mjUHE
----------------------------------
الحمدلله ربّ العلمين, والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أمَّا بعد
Ada sebuah fenomena ganjil ketika bulan Ramadhān datang.
Apa fenomena tersebut ?
⇛*Yaitu fenomena di mana di siang hari masjid-masjid akan semakin dipenuhi oleh kaum Muslimin.*
Masa seperti itu ganjil, Ustadz ?
⇛Iya, karena mereka berada di masjid, dibsebagian masjid bukan untuk membaca Al Qurān, bukan untuk mengkaji islam, bukan untuk berdzikir, namun mereka pergi ke masjid di siang hari untuk menghabiskan waktu mereka untuk tidur dan berleha-leha.
Ini lah fenomena ganjil.
⇛Dibulan Ramadhān ini, disebagian kalangan bulan Ramadhān dianggap sebagai :
√ Bulan yang dipenuhi dengan rasa malas.
√ Bulan yang dipenuhi dengan kurang produktifitasan di dalam beramal yang di iringi dengan ketidak-kreatifan di dalam berprilaku, di dalam bekerja.
⇛Dan tentunya ini adalah sesuatu yang perlu kita perbaiki.
Menarik untuk kita cermati, ketika kita membaca sejarah kehidupan Nabi kita Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam, para shahābat Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan juga para ulamā salaf dan para ulamā sesudah mereka.
Mari kita cermati banyak ternyata peristiwa-peristiwa besar yang terjadi dibulan Ramadhān.
⇛Salah satu peristiwa tersebut adalah sebuah peperangan yang maha agung, sebuah peperangan yang begitu dahsyat yang terjadi tahun 2 Hijriyyah yaitu perang Badar.
Sebuah peperangan antara dua jumlah pasukan yang sangat mencolok perbedaannya.
Kaum muslimin hanya berjumlah 300 sekian belas orang sedangkan kaum musyrikin tiga kali lipat, jumlah mereka 1000 orang.
Tapi lihat bagaimana kaum muslimin, mereka berhasil untuk meluruh-lantakan pasukan kaum musyrikin padahal tahu tidak? Mereka saat itu sedang berpuasa di bulan Ramadhān.
⇛Yang lainnya masih juga peperangan pada tahun 8 Hijriyyah ketika Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam berhasil menaklukan kota Mekkah, saat itu Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam membawa pasukan 10 ribu pasukan untuk menaklukan kota Mekkah dan beliau beserta kaum Muslimin berhasil untuk menaklukannya dengan sangat mudah.
Itu kejadian terjadi pada tahun 8 Hijriyyah dan juga bertepatan dengan bulan Ramadhān.
⇛Bukan hanya pada zaman Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam saja, para shahābat Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam pun memiliki style atau type yang sama dengan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Orang yang memanfaatkan waktu Ramadhān untuk berkarya, untuk berjuang, sebagai satu contoh sebuah kejadian pada tahu 15 Hijriyyah sebuah peperangan yang bernama peperangan Al Qadisiyyah dimana orang-orang muslimin berhasil menaklukan orang-orang Majusi di Persia.
Dataran Persia yang saat ini berdiri negara Iran, Afganistan dan yang semisalnya. Tahun tersebut 15 Hijriyyah kaum muslimin berhasil menaklukan orang-orang Majusi.
⇛Masih dilanjutkan pada tahun 92 Hijriyyah terjadi sebuah peperangan dimana islam berhasil menaklukan Spanyol dibawah pemimpin Thariq Ibnu Ziyad seorang panglima besar kaum muslimin dan juga Musa Ibnu Nushair itu juga terjadi pada bulan Ramadhān.
Itulah peristiwa-peristiwa besar yang sangat menentukan terjadi dibulan Ramadhān. Ini menunjukan apa ?
⇛Menunjukan bahwa pada bulan Ramadhān kaum muslimin seharusnya:
√ Berkarya
√ Berjuang
√ Produktif untuk menghasilkan sifat positif
⇛Jangan sampai bulan Ramadhān itu berubah menjadi bulan yang diisi dengan kemalasan hanya untuk tidur-tiduran, hanya untuk berleha-leha saja, *Jangan!*
Ustadz, kita tidurkan ibadah?
Masa orang lagi ibadah tidak boleh, sebagaimana jihad ibadah tidur kita juga ibadah.
⇛Ini masalahnya, banyak orang termakan dalam tanda kutip dengan ungkapan tidurnya orang yang sedang puasa adalah ibadah.
⇛Amat disayangkan ungkapan ini sering disampaikan diulang-ulang di bulan Ramadhān terutama oleh para khatib, para da'i, para mubaligh dan kaum Muslimin juga menerima begitu saja tanpa meneliti apakah ungkapan tersebut betul atau tidak?
⇛Ketika mengkaji perkataan para ulamā ternyata kita dapatkan bahwa ungkapan tersebut adalah merupakan sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Al Baihaqi dalam kitāb nya Al Jami' Syu'abul Imān hadīts nomor 3650, ungkapan tersebut redaksi arabnya berbunyi :
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ
"Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah"
Ketika kita mendengar ini tentunya kita perlu bertanya, apakah betul itu hadīts?
Dan kalaupun itu hadīts apakah hadīts nya shahīh, atau tidak?
⇛Ternyata para ulamā kita telah menjelaskan bahwa hadīts ini salah satu yang meriwayatkan hadītsnya yang biasa dikatakan sebagai perawi hadīts adalah seorang yang bernama Sulaimān Ibnu Amr an-Nakha'i.
⇛Sulaimān Ibnu Amr an-Nakha'i ini adalah seorang yang dikatakan oleh para ulamā kita sebagai orang yang suka memalsukan hadīts.
Siapa yang mengatakan itu, Ustadz ?
⇛Para ulamā kita, para ulamā pakar hadīts sekaliber Imām Ahmad bin Hambal Rahimahullāh, kata beliau:
"Bahwasanya Sulaimān Ibnu Amr an-Nakha'i suka memalsukan hadīts"
⇛Dan yang mengatakan itu bukan saja Imām Ahmad, Imām Yahya Ibnu Ma'in juga mengatakan hal yang serupa.
Kata beliau, "Sudah dikenal reputasinya suka memalsukan hadīts".
Apakah hadīts yang di riwayatkan oleh orang yang seperti ini kondisinya akan kita terima? Tentu *Tidak*
⇛Dan yang mengatakan itu banyak bukan hanya Imām Ahmad saja , bukan hanya Imām Yahya Ibnu Ma'in, ada juga Imām Ibnu Adi rahimahullāh dan juga Imām Ibnu Hibbān dan masib banyak ulamā-ulamā yang lainnya.
Makanya dari sinilah kita memahami kenapa para ulamā kita, mereka menilai hadīts ini adalah sebuah hadīts yang dha'if.
⇛Diantaranya dijelaskan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh didalam kitāb nya Silsilah al-Ahādits adh-Dhaifah wal Maudhuu'ah, beliau mengatakan bahwa hadīts itu adalah hadīts yang dha'if.
Maka itulah akibat dari menerima sebuah ungkapan tanpa memverifikasi tanpa mencari tanpa berusaha mengoreksi, apakah hadīts itu itu adalah hadīts yang bisa dipertanggung jawabkan atau tidak.
⇛Karena membaca hadīts yang dha'īf akhirnya kaum muslimin terprovokasi untuk bersikap malas dibulan Ramadhān yang ini tentu tidak sesuai dengan rekam jejak Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dan juga para shahābat serta para ulamā salaf.
Maka, mari kita berusaha untuk mengisi bulan Ramadhān ini dengan semanggat yang tinggi dan juga dengan produktifitas di dalam beramal serta mengisinya dengan sesuatu yang bersifat positif.
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat.
Wallāhu Ta'āla Wa a'lam
___________________________
🌺 Program CINTA RAMADHAN ~ Cinta Sedekah
1. Tebar Ifthar Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim Dhu'afa
📦 Salurkan Donasi anda melalui :
Rekening Yayasan Cinta Sedekah
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| Kode Bank 147
Konfirmasi donasi sms ke
📱0878 8145 8000
dengan format :
Donasi Untuk Program#Nama#Jumlah Transfer#TglTransfer
🌐 www.CintaSedekah.Org
👥 Fb.com/GerakanCintaSedekah
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q