🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 12 Rabi’ul Awwal 1439 H / 30 November 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Tafsir Juz 30 | Surat Al Kāfirūn, An Nashr Dan Al Lahab (Bagian 06)
📖 Tafsir Surat Al Lahab bagian 02
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tafsir-H0206
~~~~~~~
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kita lanjutkan dari tafsir Juz'amma surat Al Masad,
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ.
Kata Allāh:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
_"Binasalah kedua tangan Abū Lahab."_
Kata "watabb" (dan binasalah) kenapa diulangi?
تَبَّتْ dan وَتَبَّ
Kenapa diulangi "celaka" dan "celaka" ?
⇛ Kata para ulamā, ini penekanan bahwa dia sungguh sangat celaka.
√ Ada yang mengatakan تَبَّتْ yang pertama adalah do'a (maksudnya), "Semoga celaka engkau wahai Abū Lahab."
√ Kemudian kata Allāh وَتَبَّ "dan dia benar-benar celaka".
⇛ Jadi yang pertama do'a dan yang kedua pengkabaran, "Semoga engkau celaka wahai Abū Lahab," dan ternyata dia benar-benar celaka.
Abū Lahab ini luar biasa permusuhannya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Subhānallāh.
Kalau kita lihat paman-paman Nabi, bermacam-macam sifat dan karakternya.
Ada Abū Lahab, Abū Thalib, dan Hamzah bin Abdul Mutthalib, semuanya anak-anak Abdul Muthalib dan saudara kandung ayah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (Abdullāh bin Abdul Mutthalib).
⇛ Abū Lahab memerangi (memusuhi) Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛ Abū Thalib membela dakwah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tetapi meninggal dalam keadaan kāfir, musyrik.
⇛ Hamzah bin Abdul Mutthalib yang membela Nabi sejak awal dan meninggal dalam perang Uhud.
⇛ Abbās bin Abdul Mutthalib paman Nabi yang masuk Islām belakangan.
Seperti kita tahu bahwa dulu orang-orang musyrikin Arab berhaji dan berumrah karena mereka beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, disamping mereka melakukan kesyirikan.
Kalau mereka datang ke Mina, kesempatan bagi berbagai macam kabilah dari Jazirah Arab, dari Yaman dan dari mana-mana, datang untuk melaksanakan ibadah haji, maka datanglah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, mendatangi kabilah tersebut satu persatu. Nabi mendakwahkan Islām kepada mereka.
⇛ Nabi mendakwahi tauhīd, Nabi menyuruh mereka untuk meninggalkan kesyirikan.
Abū Lahab adalah paman Nabi yang paling memusuhi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Bahkan disebutkan dalam riwayat, tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berdakwah di Mina, setiap kali Nabi selesai berdakwah, munculah Abu Lahab.
Abū Lahab mengatakan:
↝Jangan kalian dengar orang ini (maksudnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam), orang ini gila.
↝ Jangan kalian dengar orang ini, karena orang ini keluar dari adat nenek moyangnya.
↝ Jangan kalian dengarkan orang ini, dia adalah pendusta.
Padahal Nabi adalah keponakannya Abū Lahab. Ini yang bicara pamannya sendiri (Abū Lahab) dan ini merupakan pemandangan yang sangat buruk.
Seorang berdakwah tapi dimusuhi oleh keluarga terdekatnya yaitu pamannya sendiri.
Kalau seandainya saya berdakwah terus yang memusuhi saya orang lain, bukan kerabat saya, orang masih bilang ini orang hasad (dengki). Tetapi kalau yang memusuhi saya adalah saudara bapak saya maka akan timbul dalam firasat orang, ini orang tidak beres paman saja memusuhi.
Dan Abū Lahab waktu memprovokasi kabilah-kabilah Arab untuk menolak dakwah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, dia cerdas, dia menyebutkan satu istilah dia (Abū Lahab) tidak mengatakan Nabi penyihir, Nabi dukun, tapi dia mengatakan bahwa Nabi adalah "Orang yang keluar dari adat nenek moyang".
Karena Abū Lahab tahu bahwasanya keluar dari tradisi adalah perkara yang susah, orang yang keluar dari tradisi pasti di cela.
Oleh karenanya tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mendakwahi tauhīd apa kata orang-orang musyrikin?
إنا وجدنا آباءنا على أمة، وإنا على آثارهم مقتدون
_"Kami mendapati nenek moyang kami berada di atas tradisi ini (tradisi kesyirikan) dan kami hanya ingin mengikuti tradisi nenek moyang."_
Oleh karenanya, agar orang-orang tetap di atas agama mereka dan meninggalkan dakwah Nabi, maka dia mengatakan:
"Hadza shabiq (Muhammad orang yang keluar dari tradisi kita) jangan dengarkan dia."
Sehingga orang tidak mau masuk Islām.
Tatkala Nabi dicela oleh pamannya Nabi pergi beranjak ke kabilah berikutnya. Nabi berdakwah kembali menyampaikan tauhīd mengingatkan orang-orang dari kesyirikan.
Abū Lahab datang lagi mengikuti terus Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam selagi. Nabi berdakwah Abū Lahab mencela Nabi lagi.
Setiap Nabi berpindah kepada kabilah lain Abū Lahab selalu mengikuti Nabi tapi Nabi tidak pernah terpengaruh dengan Abū Lahab.
Menurut para ulamā memang tidak semua cercaan dan celaan harus digubris (ditanggapi). Kalau ada mashlahatnya dibantah kalau tidak, tidak perlu.
Oleh karenanya tatkala Nabi berbicara Abū Lahab pun berbicara, Nabi tidak membantah akan tetapi Nabi meninggalkan mereka dan pindah ke Kabilah yang lain.
Ini menunjukan bagaimana jengkelnya Abū Lahab kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, yang seharusnya dia (Abū Lahab) mendukung karena Nabi adalah keponakannya.
⇛ Lihat Abū Thalib, Abū Thalib mendukung keponakannya.
Secara logika kalau keponakannya ini menjadi orang yang top orang yang ternama (pemimpin) dia juga beruntung karena dia pamannya. Tetapi Abū Lahab, karena kesyirikannya, dia tidak mau dengan dakwah tauhīd sehingga keponakannya pun dia perangi.
Padahal paman-paman Nabi yang lain semuanya senang dengan dakwah Nabi.
Lihat !
√ Abū Thalib meskipun dia syirik dia tetap membela Nabi.
√ Hamzah membela Nabi.
√ Abbās membela Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Hanya Abū Lahab yang aneh sendiri, dia membenci dakwah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
⇛ Nama Abū Lahab adalah Abdul Uzzā bin Abdul Mutthalib tetapi Allāh tidak menyebutkan namanya disini karena namanya isinya kesyirikan.
Kalau Fir'aun Allāh sebut namanya Fir'aun karena Fir'aun namanya tidak mengandung kesyirikan.
Tapi Abdul Uzzā (hambanya berhala Uzzā) nama yang mengandung kesyirikan. Oleh karenanya Allāh tidak menyebutkan Abdul Uzzā dalam Al Qurān tapi Allāh sebutkan gelarnya Abū Lahab.
⇛Dinamakan Abū Lahab karena wajahnya agak merah-merah, ada yang mengatakan wajahnya bersinar, tampan.
Namun sebagian ulamā seperti Al Qurthubi dan diantara ahli tafsir mengatakan, seharusnya kalau wajah seseorang bersinar dikatakan Abū Nur, orang yang bercahaya wajahnya. Tetapi Allāh mentakdirkan orang-orang tidak mengelari Abū Lahab dengan Abū Nur (Abū Cahaya) tetapi Abū Lahab (Abū menyala).
⇛ Walau wajahnya bersinar tetapi di gelari oleh orang-orang dengan sebutan orang yang memiliki wajah yang menyala-nyala. Dan ternyata akan dimasukan dalam api yang menyala-nyala.
Demikian, wabillāhi taufiq
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
-------------------------------------