MERAIH AMPUNAN DI BULAN RAMADHAN, BAGIAN 02 DARI 05
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 20 Sya'ban 1438 H / 17 Mei 2017 M
👤 Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc
📔 Materi Tematik | Meraih Ampunan Di Bulan Ramadhan (Bagian 2 dari 5)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AYBS-MeraihAmpunan-02
🌐 Sumber: https://youtu.be/po6W3TBbsqE
-----------------------------------
*MERAIH AMPUNAN DI BULAN RAMADHĀN, BAGIAN 02 DARI 05*
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد و آله و صحبه ومن وله
Kiat agar kita bisa meraih ampunan di bulan Ramadhān selanjutnya, adalah:
*⑶ Berdo'a*
Berdo'a dan selalu berharap kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Karena bulan Ramadhān adalah bulan yang berkah. Kita memperbanyak berdo'a dan berharap kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Disebutkan di dalam hadīts riwayat At Tirmidzi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Ta'āla berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ
_Hai anak Ādam sesungguhnya selama engkau masih berdo'a dan berharap kepadaku, "Tuhan ampuni dosaku," Aku tidak peduli bagaimana besar dosamu itu._
Allāh mengatakan:
"Selama kamu, hai anak Ādam, terus berdo'a dan berharap kepada-Ku, Aku akan ampuni dosamu."
Banyak berdo'a dan berharap kepada Allāh saja sudah mengugurkan dosa dan membuka pintu-pintu ampunan dari Allāh (maghfiratulminallāh).
Oleh karena, itu di saat bulan Ramadhān kita banyak berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, terutama di waktu-waktu yang diijabah seperti,
√ Sepertiga malam terakhir.
√ Akhir malam.
√ Antara ādzān dan iqamah.
√ Ketika sedang berpuasa.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwa ada 3 do'a yang diijabah, di antaranya:
دعوة الصّاءم
_Do'a orang yang sedang berpuasa._
Do'a orang yang sedang berpuasa diijabah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kemudian, sebab ampunan di bulan puasa:
*⑷ Bersungguh-sungguh menyempurnakan puasa kita.*
Kita berpuasa berusaha untuk sempurna.
Bagaimana menyempurnakan puasa?
Kita betul-betul melaksanakan puasa seperti yang diperintahkan oleh Allāh dan Rasūl-Nya.
Banyak di antara kita yang berpuasa hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum, sementara lisannya masih membicarakan orang lain (ghibāh), telingganya masih mendengar hal-hal yang yang dibenci oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, matanya masih melihat sesuatu yang dilarang oleh syari'at kita.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامِ مِنَ الْأَكْلِ الشَّرَابِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ الّغْوِ وَالرَّفَتِ
_"Bukanlah puasa itu sebatas menahan dari lapar dan haus, tetapi hakikat puasa itu menahan diri dari perbuatan yang sia-sia dan ucapan-ucapan yang tidak layak (rafats)."_
(HR Ibnu Majah dan Hakim, Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib nomor 1082 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Bayangkan!
Ketika kita sedang berpuasa, perkara-perkara yang sia-sia saja harus ditinggalkan, sementara kita ketika sedang berpuasa sering melakukan hal-hal yang sia-sia.
Seperti:
Ngabuburit (istilah Sunda), menghabiskan waktu menunggu waktu ādzān maghrib, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sementara kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam puasa itu hakikatnya menahan diri dari perkara yang tidak bermanfaat.
Yang tidak bermanfaat saja kita disuruh untuk meninggalkannya, Subhānallāh.
Ngabuburit yang paling bagus adalah membaca Al Qur'ān, duduk di majelis taklim.
Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahala, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
_“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”_
(HR Ath Thabraniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib nomor 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih ligairihi –yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).
Berpuasa itu ibadah, tapi kita ini membutuhkan pertolongan Allāh dalam ibadah.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
_"Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan."_
(QS Al Fāthihah: 5)
Kata Syaikh Utsaimin, Allāh menyebutkan setelah ibadah adalah meminta pertolongan.
Kenapa?
Karena ibadah itu berat, kalau bukan karena pertolongan Allāh kita tidak bisa menyempurnakan dan merealisasikan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Maka kita harus minta kepada Allāh,
√ Minta tolong kepada Allāh supaya dibantu dalam puasa kita,
√ Minta tolong kepada Allāh supaya bisa menyempurnakan puasa kita.
Untuk senantiasa di hari-hari ketika kita sedang berpuasa kita bisa meninggalkan maksiat, kita bisa meninggalkan perkara-perkara yang tidak berguna.
Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
_"Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan terus menerus mengamalkannya, maka Allāh tidak membutuhkan rasa lapar dan haus yang dia tahan.”_
(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 1903)
⇒Allāh tidak membutuhkan puasa orang seperti ini.
Ini adalah yang keempat sebab datangnya ampunan di bulan Ramadhan, yaitu bersungguh-sungguh menyempurnakan puasa Ramadhan.
______________________
◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi *Donatur Rutin Program Dakwah & Sosial Cinta Sedekah*
1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
4. Operasional Dakwah & Kegiatan Sosial
Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/
*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
-------------------------------------