Laman

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN, BAGIAN 02 DARI 06.


🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 26 Sya'ban 1438 H / 23 Mei 2017 M
👤 Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc
📔 Materi Tematik | Menyambut Bulan Ramadhan (Bagian 2 dari 6)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AYBS-MenyambutRamadhan-02
🌐 Sumber: https://youtu.be/FfCa4yQUNOQ
-----------------------------------

*MENYAMBUT BULAN RAMADHĀN, BAGIAN 02 DARI 06.*


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.


Kita membahas tentang "Menyambut bulan Ramadhān".

Sebelum datang bulan Ramadhān ada beberapa perkara yang hendaknya kita lakukan.

Apa itu?

*⑴ Mempelajari tentang fiqih puasa*

√ Bagaimana fiqih puasa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam?
√ Apa syarat-syarat wajib puasa?
√ Apa hukumnya puasa?
√ Bagaimana adab-adab berpuasa?

Ini penting kita pelajari.

Sehingga saat Ramadhān kita betul-betul paham, bagaimana kita bisa mendapatkan puasa yang besar disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ada orang ketika bulan Ramadhān datang dia tidak mau peduli tentang fiqih puasa, sehingga terkadang dia melakukan perbuatan yang sebetulnya bisa menghilangkan pahala puasanya.

Misalnya:

⇒Ada orang puasa tapi berdusta jalan terus

Dia berpuasa tetapi ghībah dia tidak tinggalkan.

Sedangkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

_"Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan terus mengamalkannya, maka Allāh tidak membutuhkan puasa dia."_

(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 1903)

Orang yang tidak belajar puasa terkadang dia melakukan perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasanya.

Seperti:

Melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam riwayat Tirmidzi:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

_"Bukanlah puasa itu sebatas menahan diri daripada makan dan minum, akan tetapi hakikat puasa itu menahan diri dari perbuatan lagwun (perbuatan yang tidak ada manfaatnya) dan dari ucapan-ucapan tidak baik?"_

Orang yang sedang berpuasa biasanya suka ngabuburit. Ngabuburit itu biasanya orang pergi ke suatu tempat sambil menunggu waktu berbuka.

Mungkin kalau anak-anak silahkan saja, tapi bila orang dewasa menghabiskan waktu untuk hal-hal seperti itu, tidak bagus.

Hal seperti itu justru bisa mengurangi pahala ibadah puasa kita.

Sudah saya sebutkan tadi hadītsnya bahwa hakikat berpuasa itu adalah meninggalkan perbuatan yang sia-sia, ternyata ketika kita sedang berpuasa, yang sia-sia saja disuruh untuk ditinggalkan apalagi yang sifatnya maksiat.

Bagaimana ustd saya suka main game, ketika main game waktu itu waktu puasa serasa cepat berlalu?

Memang terkadang orang menghabiskan waktunya supaya cepat berlalu dengan main game sampai berjam-jam. Akan tetapi main game itu tidak ada manfaatnya.

Lalu bagaimana?

In syā Allāh kita bisa menghabiskan waktu dengan hal yang banyak manfaatnya, seperti membaca Al Qurān, tadabur Al Qurān atau duduk di majelis taklim atau kita melakukan perbuatan yang sifatnya bermanfaat.

Seperti:

Membantu orang tua, berbuat baik kepada manusia, apa saja yang sifatnya pahala di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla walaupun yang paling ditekankan adalah membaca Al Qurānul Karīm.

Ini akibat kita tidak paham tentang bagaimana puasa.

Sehingga akhirnya kita berpuasa hanya sekedar berpuasa saja tidak makan dan minum, ini puasa yang tidak bagus.

Makanya kata Ibnu Qudamah dalam kitāb Mukhtasar Minhajul Qashidin,

Bahwa puasa dilihat dari orang yang berpuasa itu ada 3 (tiga) tingkatan, yaitu:

• Tingkatan Pertama | Puasanya orang awam

Puasanya orang awam yaitu orang yang hanya sebatas meninggalkan makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.

Tetapi dia tidak meninggalkan perbuatan yang makruh, bahkan dia tetap melakukan hal yang maksiat.

• Tingkatan Kedua | Puasanya orang khusus

Puasanya orang khusus yaitu puasanya bukan hanya meninggalkan makan dan minum tapi dia tinggalkan juga perkara-perkara maksiat yang makruh yang bisa mengurangi pahala puasa kita.

• Tingkatan Ketiga | Puasanya orang khususnya khusus.

Puasanya orang khususnya khusus yaitu puasanya habis untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ini Subhānallāh, hanya orang-orang yang diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla kekuatan sehingga dia bisa melewati puasa dengan seperti itu.

Kewajiban pertama yang hendaknya kita lakukan sebelum bulan Ramadhān, adalah kita betul-betul mempelajari tentang fiqih puasa.


Bersambung kebagian 3 (tiga), In syā Allāh

______________________

◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi *Donatur Rutin Program Dakwah & Sosial Cinta Sedekah*

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
4. Operasional Dakwah & Kegiatan Sosial

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
-------------------------------------