10 KIAT BERUMAH TANGGA (BAGIAN 03)
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 16 Jumadal Akhir 1438 H / 15 Maret 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 03)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tmk-10KiatBerumahTangga-03
🌐 Sumber: https://youtu.be/3GwSNVkPSnc
-----------------------------------
*10 KIAT BERUMAH TANGGA (BAGIAN 03)*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Kita lanjutkan pengajian kita. Saya ingin menyebutkan 10 kiat-kiat yang mudah-mudahan jika kita kerjakan bisa menumbuhkan cinta kasih antara suami dan istri.
10 Kiat-kiat itu diantaranya:
_⑴ Menjadikan kebahagiaan keluarga prioritas utama._
Jangan kita menjadikan kebahagiaan di rumah merupakan perkara sekunder atau yang kedua, tidak.
Kita harus menciptakan kebahagiaan di rumah.
Kita harus menciptakan bahwasanya rumahku adalah surgaku.
Kalau kita berada diluar rumah kita rindu ingin pulang ke rumah, ingin ketemu istri, ingin ketemu anak-anak, harus ada suasana demikian.
Karena sebagian orang mencari kebahagiaan di luar, dia tidak mencari kebahagiaan di rumahnya.
Kenapa?
Karena kebahagiaan di rumah bukan prioritas baginya.
Sehingga, kalau dia berada di rumahnya, dia tidak merasa betah, ingin keluar, ingin bertemu teman-temannya.
Kenapa?
Karena dia menemukan kebahagiaan bersama teman-temannya. Di rumah dia tidak menemukan kebahagiaan.
Salah cara berpikir orang seperti ini.
Seharusnya seseorang menciptakan surga di rumahnya sehingga ketika dia keluar rumah (bekerja, bertemu teman-temannya) maka dia ingin segera kembali ke rumahnya.
Kenapa?
Karena ada surga yang dia rindukan di rumahnya.
Yang jadi masalah, banyak orang menjadikan kebahagiaan di rumah bukan perkara yang utama (prioritas).
Buktinya apa?
Buktinya, bila temennya mengajak keluar rumah sementara dia punya janji sama istrinya, makan malam misalnya, dia ikut temannya.
Berarti istrinya tidak utama, keluarganya tidak utama, dan ini bukan sifat seorang mukmin.
Bukankah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
_"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku."_
(Hadīts Riwayat At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Mājah no: 1977 dari shahābat Ibnu ‘Abbas)
Seseorang bila ingin tahu yang dia terbaik disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla atau tidak, lihat bagaimana dia dengan istrinya.
√ Apakah istrinya dan anaknya prioritas?
√ Apakah dia ingin menciptakan kebahagiaan di rumahnya atau tidak?
Kalau dia tidak menjadikan kebahagiaan di rumahnya sebagai prioritas maka:
√ Bagaimana dia mencari kebahagiaan di rumahnya?
√ Bagaimana dia rindu ingin pulang ke rumah bila setiap hari dia ingin keluar dari rumahnya?
Dan sering wanita sedih, karena suaminya bila bersamanya kurang senyum, akan tetapi bila bersama teman-temannya dia (suaminya) murah senyum.
Coba bayangkan seorang suami pegang HP lalu dia tertawa-tertawa di whatsapp, dia tidak minat untuk ngobrol bersama istrinya.
Kadang ada suami seperti itu, kenapa?
Karena dia yang menciptakan kondisi seperti itu.
√ Dia tidak menjadikan istrinya sebagai teman ngobrol.
√ Dia tidak menjadikan istrinya sebagai tempat curhat.
Seharusnya dia jadikan istrinya sebagai tempat curhat, tempat ngobrol. Bukan ketika istrinya mengajak berbicara dia tidak peduli. Dan ini banyak terjadi.
Lalu bagaimana anda mau bahagia dirumah?
Lalu bagaimana anda bisa menjaga mawaddah dan rahmah?
Cinta kasih telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla anugerahkan kepada anda di rumah, sementara istri dan anak-anak tidak anda perhatikan.
Maka saya katakan sekarang, kita rubah cara berpikir kita, bahwasanya lelaki terbaik di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah yang terbaik bagi istrinya.
Kalau anda merasa senyum kepada teman itu berpahala dan itu sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
_"Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah."_
(Hadīts Riwayat At Tirmidzi nomor 1956, Ibnu Hibban nomor 474 dan 529)
Maka, senyum kepada istri lebih utama untuk anda berbuat baik.
Kaidahnya, bahwasanya orang yang terdekat kepada kita yang punya jasa kepada kita mereka adalah yang lebih utama untuk kita perlakukan dengan baik.
Kenapa?
Karena istri sudah berjasa, istri yang mengandung dan mengurus anak-anak kita, istri yang memperhatikan tempat tidur kita, semua dia lakukan.
Oleh karenanya kalau anda berpikir, "Saya senyum kepada teman berpahala," maka senyum kepada istri lebih utama.
Kalau anda merasa bercanda dengan teman dalam rangka meningkatkan hubungan berpahala, maka dengan istri lebih utama.
_⑵ Jangan hanya mengingat kesalahan istri._
Wanita itu seperti rembulan, ada kebaikannya dan ada kekurangannya.
Rembulanpun demikian, tatkala rembulan bersinar tidak semua bagiannya memancarkan sinar (cahaya), ada bagian hitam pada rembulan tersebut yang tidak memancarkan cahaya.
Demikian pula istri, tidak sempurna, pasti ada kekurangannya. Dan ini sudah diingatkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam Shahīh Muslim.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
_"Janganlah seorang lelaki mukmin membenci seorang wanita mukminah. Jika dia membenci salah satu perangainya, maka dia akan ridha dengan perangainya yang lain."_
(Hadīts Riwayat Muslim nomor 1469)
Perhatikan hadīts ini!
Para ulamā menjelaskan, maksudnya berbicara tentang suami dan istri.
Tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak mengungkapkan dengan bahasa, "Jangan seorang suami benci kepada istrinya," tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menggunakan ibarat, "Jangan seorang lelaki mukmin membenci kepada wanita mukminah."
Kenapa?
Karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin mengingatkan bahwasanya yang melakukan hal ini seorang mukmin.
Orang mukmin harus mengingat kebaikan istrinya.
Sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menggunakan ibarat mukmin:
"Janganlah suami yang mukmin benci kepada istrinya yang mukminah, jika dia melihat perangai buruk dari istrinya maka ingatlah perangai-perangai yang baik dari istrinya, sehingga dia tidak membenci istrinya."
Istri kita memiliki kekurangan, tapi jangan kita melihat kekurangan tersebut. Ingat kebaikan-kebaikan yang banyak dari istri kita.
Ini juga merupakan dalīl bahwasanya wanitapun demikian, seorang wanita jangan melupakan kebaikan-kebaikan suaminya, yang dia ingat hanya kesalahan-kesalahan suaminya. Ini sifat dasar wanita.
Dan ini sudah diingatkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, wanitalah yang sering demikian, sering melupakan kebaikan-kebaikan suaminya.
Sebagaimana dalam hadīts tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam khutbah 'Ied kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam maju mengkhususkan khutbah kepada para wanita.
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ " . فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ وَلِمَ ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ " لِكَثْرَةِ لَعْنِكُنَّ " . يَعْنِي وَكُفْرَكُنَّ الْعَشِيرَ .
_"Wahai para wanita bersedekahlah, sesungguhnya kalian adalah penghuni neraka Jahannam yang paling banyak."_
_Ada seorang wanita berdiri, lalu bertanya:_
_"Kenapa demikian, wahai Rasūlullāh?"_
_Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:_
_"Karena kalian suka mengumpat dan ingkar terhadap kebaikan (suami)."_
(Hadīts Riwayat Tirmidzi nomor 2613)
Ini yang menyebabkan para wanita banyak di neraka Jahannam.
Oleh karenanya, dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
أُرِيْتُ النَّارَ، فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ. قِيْلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ، وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئاً، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
_Kalau seandainya salah seorang dari kalian, wahai suami berbuat baik kepada istrinya sepanjang umurnya, kemudian suatu saat istrinya melihat keburukan satu saja dari suaminya, maka dia mengatakan:_
_"Aku tidak melihat kebaikan darimu sama sekali."_
(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 29,1052,5197)
Dan ini ucapan yang sering diucapkan oleh istri, maka dari itu hati-hati para wanita.
Ini adalah ucapan-ucapan yang mengingkari kebaikan suami.
Contoh:
Suami melakukan kesalahan, dan pasti seorang suami melakukan kesalahan, tiba-tiba istrinya marah dan mengatakan:
"Wahai suamiku, engkau tidak pernah mencintaiku selama ini."
Istri terkadang lupa karena dia emosi dia mengatakan demikian.
Maka dari itu hati-hati dengan perkataan demikian.
Boleh kita marah selama wajar dan jangan sampai mengucapkan ungkapan-ungkapan yang mengingkari kebaikan suami kita selama ini.
Inilah salah satu ungkapan-ungkapan yang menjerumuskan kita kedalam neraka Jahannam.
Yang kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Kalian paling banyak masuk neraka Jahannam karena kalian suka mengingkari kebaikan suami."
Lelaki juga jangan seperti wanita, yang dilihat hanya kesalahan istrinya. Dia lupa dengan kebaikan-kebaikan istrinya.
Istrinya sudah berjuang, istrinya telah diambil dari rumah ibunya. Terkadang seorang wanita tinggal bersama ibunya, ada pembantu dirumah ibunya. Hidup dengan tentram (manja). Kemudian dia nikahi, diambil istrinya dibawa kerumah disuruh ngurus dia (mengerjakan pekerjaan rumah).
Seorang lelaki harus ingat kebaikan istrinya dan ini adalah sifat seorang mukmin.
Jika anda ingin tahu, anda seorang suami mukmin atau tidak?
Lihat hal ini:
Kalau istri anda melakukan kesalahan lantas anda lupa dengan kebaikan-kebaikannya, maka anda lupa bahwa anda seorang mukmin, karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
لَا يفْرَكْ مُؤمِنٌ مُؤْمِنَةً
_"Seorang suami berimān, tidak boleh membenci istrinya yang berimān."_
(Hadīts Riwayat Muslim II/1091 nomor 469)
Kalau dia melihat istrinya memiliki perangai yang buruk dia akan mengingat perangai yang baik dari istrinya.
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
____________________________
◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah
1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia
Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/
Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------
▫▫▫▫▫
Tambahan terjemah haidts pada Transkrip:
------------
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
أُرِيْتُ النَّارَ، فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ. قِيْلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ، وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئاً، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
_Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari". Ditanyakan: "Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau bersabda: "Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: 'aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu"._
(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 29,1052,5197)
✅
---------
Sedangkan yang berikut ini, merupakan tambahan penjelasan dari ustadz:
Kalau seandainya salah seorang dari kalian, wahai suami berbuat baik kepada istrinya sepanjang umurnya, kemudian suatu saat istrinya melihat keburukan satu saja dari suaminya, maka dia mengatakan:
_"Aku tidak melihat kebaikan darimu sama sekali."_
▫▫▫▫▫