Laman

RUKUN-RUKUN SHALAT (Bagian 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 24 Syawwal 1437 H / 29 Juli 2016 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 38 | Rukun-Rukun Shalāt (Bagian 3)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H038
➖➖➖➖➖➖➖
MATAN KITAB

أركان الصلاة(فصل) وأركان الصلاة ثمانية عشرة ركنا النية والقيام مع القدرة وتكبيرة الإحرام وقراءة الفاتحة وبسم الله الرحمن الرحيم آية منها والركوع والطمأنينة فيه والرفع والاعتدال والطمأنينة فيه والسجود والطمأنينة فيه والجلوس بين السجدتين والطمأنينة فيه والجلوس الأخير والتشهد فيه والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فيه والتسليمة الأولى ونية الخروج من الصلاة وترتيب الأركان على ما ذكرناه.

Rukun-rukun (fardhu) shalat ada 18 (delapan belas); niat, berdiri apabila kuasa, takbirotul ihram, membaca al-fatihah dengan barmalah-nya, ruku’, tumakninah dalam ruku’, bangun dari ruku’, i’tidal (berdiri setelah ruku’), tuma’ninah saat i’tidal, sujud, dan tuma’ninah saat sujud, duduk di antara dua sujud dan tuma’ninah, duduk terakhir, dan tasyahud (tahiyat) saat duuk terakhir, membaca shalawat pada Nabi saat tahiyat akhir, salam pertama, niat keluar dari shalat, tertib sesusai urutan rukun di atas.
➖➖➖➖➖

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan halaqah ke-38 dan masih pada "Rukun-rukun Shalat".

Sedikit mengulang, mulai rukun sujud yang belum sempat dijelaskan:

قال المصنف
((والسجود، والطمأنينة فيه، والجلوس بين سجدتين، والطمأنينة فيه، والجلوس الأخير))

((Dan sujud serta thuma'ninah di dalamnya, kemudian duduk diantara dua sujud dan thuma'ninah di dalamnya dan duduk tasyahud akhir))

■ RUKUN KE-9 DAN KE-10 ADALAH SUJUD DENGAN THUMA'NINAH

Bagaimana Tata Cara Sujud Yang Benar?

● Pertama | Tidak mengangkat tangan ketika hendak sujud maupun bangun dari sujud.

Berdasarkan hadits dari 'Abdullāh bin 'Umar radhiyallāhu 'anhumā, beliau berkata:

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَتَحَ التَّكْبِيرَ فِي الصَّلَاةِ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حِينَ يُكَبِّرُ حَتَّى يَجْعَلَهُمَا حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ فَعَلَ مِثْلَهُ وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَعَلَ مِثْلَهُ وَقَالَ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَا يَفْعَلُ ذَلِكَ حِينَ يَسْجُدُ وَلَا حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنْ السُّجُودِ

“Aku melihat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memulai shalat dengan bertakbir. Beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir dan meletakkan kedua tangannya sejajar dengan pundaknya. Ketika bertakbir untuk rukuk Beliau juga melakukan seperti itu.

Jika mengucapkan: 'SAMI'ALLĀHU LIMAN HAMIDAH' (Allāh mendengar siapa yang memuji-Nya), Beliau juga melakukan seperti itu sambil mengucapkan: ‘RABBANĀ WA LAKAL HAMD' (Ya Rabb kami, milik Engkaulah segala pujian).

Namun Beliau tidak melakukan seperti itu ketika akan sujud dan ketika mengangkat kepalanya dari sujud.”
(HR Al-Bukhari no. 738 dan Muslim no. 390)

● Kedua | Wajib sujud diatas tujuh anggota sujud.

Berdasarkan hadits dari 'Abdullāh bin 'Abbās radhiyallāhu 'anhumā, dia berkata: Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلَا نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ

“Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang (anggota sujud); Kening -dan Beliau menunjuk hidungnya-, kemudian kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari jemari dari kedua kaki. Dan saya diperintahkan untuk tidak menahan rambut atau pakaian.”
(HR Al-Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)

● Ketiga | Mengangkat kedua sikunya tatkala sujud dan tidak menempelkan ke tanah.

Berdasarkan hadits:

• ⑴ Dari 'Abdullāh bin Mālik bin Buhainah radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا صَلَّى فَرَّجَ بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ إِبْطَيْهِ

"Jika Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam shalat, Beliau membentangkan kedua lengannya hingga tampak putih ketiaknya.”
(HR Al-Bukhari no. 807 dan Muslim no. 495)

• ⑵ Dari Abu Humaid As Sa’idi radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:

فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ

“Jika sujud maka Beliau meletakkan tangannya dengan tidak menempelkan lengannya ke tanah dan tidak pula mendekatkannya ke badannya, dan dalam posisi sujud itu Beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat.”
(HR Al-Bukhari no. 828)

● Keempat | Membaca dzikir pada saat sujud.

Berdasarkan hadits dari Hudzaifah bin Yaman radhiyallāhu 'anhu:

أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

“Bahwasanya dia pernah shalat bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam wasallam. Maka ketika ruku’ Beliau membaca: “SUBHĀNA RABBIYAL 'AZHĪM' (Maha suci Rabbku yang Maha Agung) dan ketika sujud beliau membaca 'SUBHĀNA RABBIYAL A'LA' (Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi).”

(HR Abū Dāwūd No. 871, At-Tirmizi no. 262, An-Nasai no. 998, Ibnu Mājah no. 878, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāni dalam Al-Irwa` no. 333)

⇒ Dan dibaca minimal 1 kali dan disunnahkan tiga kali dan boleh apabila lebih dari tiga kali.

■ RUKUN KE-11 DAN KE-12 ADALAH DUDUK DIANTARA DUA SUJUD DENGAN THUMA'NINAH

◆ TATA CARA

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, dia berkata: Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda kepada orang yang jelek shalatnya, Beliau mengatakan:

ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

“Setelah itu sujudlah sampai benar-benar kamu sujud, lalu angkatlah (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai kamu benar-benar sujud, kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh shalat (raka'at) mu.”
(HR Al-Bukhāri no. 793 dan Muslim no. 397)

◆ BACAAN

Berdasarkan hadits dari Hudzaifah bin Yaman radhiyallāhu 'anhu dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ لِي

“Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam saat duduk di antara dua sujud, Beliau mengucapkan: 'RABBIGHFIRLĪ RABBIGHFIRLĪ (Wahai Rabbku ampunilah aku, wahai Rabbku ampunilah aku).”
(HR Ibnu Majah no. 897 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāni dalam Al-Irwa` no. 335)

⇒ Atau bacaan versi lain dengan tambahan.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzy, dari Ibnu 'Abbās, bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membaca:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي

Demikian yang bisa kami sampaikaan, in syā Allāh akan kita lanjutkan pada halaqah berikutnya.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
وآخر دعونا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com