Laman

ISRA' MI'RAJ (BAGIAN 3)

 BimbinganIslam.com
Ahad, 01 Sya'ban 1437 H / 08 Mei 2016 M
 Ustadz Firanda Andirja, MA
 Materi Tematik | Isra' Mi'raj (Bagian 3)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-UFA-Isra-Miraj-3
-----------------------------------
ISRA' MI'RAJ (BAGIAN 3)
Ikhwān dan Akhwāt yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
▪Pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa al isra' dan al mir'aj adalah banyak, diantaranya:
⑴ Menunjukkan akan mu'jizat yang Allāh berikan kepada Nabi-Nya untuk memuliakan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Mu'jizat adalah suatu perkara yang di luar kebiasaan menusia. Kalau ada orang, misalnya orang kāfir mengingkari bagaimana Muhammad bisa pulang pergi di malam hari di zaman tersebut kurang dari satu malam, maka kita bilang itu karena kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Itulah yang namanya mu'jizat. Kalau harus masuk akal maka itu bukan mu'jizat.
Maka tidak perlu kita berusaha menjelaskan di zaman tersebut dengan mengatakan, "Mungkin saja..., mungkin saja..."
Itu tidak perlu. Kita bilang saja itu memang di luar nalar, itulah mu'jizat.
Sebagaimana  Nabi Īsā ''alayhissalām:
√ Bisa menyembuhkan (menghidupkan) orang mati.
√ Bisa menyembuhkan penyakit sopak.
√ Setelah mati bisa hidup lagi (sebagaimana keyakinan mereka) namun sebenarnya Nabi Īsā tidak pernah mati.
√ Bisa berbicara waktu masih kecil.
Ini semua di luar nalar, namanya mu'jizat, kalau masuk akal itu namanya bukan mu'jizat, semua orang juga bisa kalau begitu.
⑵ Kisah ini menunjukkan akan pentingnya ibadah shalāt.
Kenapa?
⇒ Karena untuk syari'at yang lain Allāh turunkan melalui malaikat Jibrīl.
⇒ Adapun wajibnya shalāt maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam langsung bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sampai sebagian shahābat menyangka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melihat Allāh.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya:
"Apakah engkau melihat Rabbmu?"
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Ada cahaya yang menghalangi, bagaimana aku bisa melihat Allāh Subhānahu wa Ta'āla?"
Jadi, saking dekatnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan Allāh sampai-sampai sebagian orang menyangka Nabi melihat Allāh. Padahal tidak! ada cahaya yang menghalangi antara Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menjelaskan dalam hadīts dalam Shahīh Muslim:
تَعَلَّمُوْا أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ عَزَ وَ جَلَّ حَتَّى يَمُوْتَ
"Ketahuilah, kalian tidak akan bisa melihat Rabb kalian sampai kalian meninggal (baru bisa melihat Allāh Subhānahu wa Ta'āla)."
(HR Muslim nomor 2930, Mukhtashar Shahih Muslim nomor 2044, dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhumā)
Ini menunjukkan bahwa shalāt adalah rukun Islam yang sangat penting, sampai Allāh memberikan langsung kepada Nabi tanpa perantara.
Kemudian, kalau kita perhatikan, ternyata shalāt ini (rukun islam) diwajibkan tatkala Nabi masih di Mekkah.
Adapun zakat, puasa dan haji diwajibkan setelah Nabi di Madīnah tatkala kondisi Islam sudah menguat, keamanan sudah semakin stabil dan telah berdiri negara Islam.
Adapun ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam masih diusir oleh kaumnya, masih disiksa tapi sudah Allāh turunkan kewajiban shalāt.
Kenapa?
Karena shalāt merupakan kewajiban yang sangat penting, maka diwajibkan meskipun dalam fase Mekkah.
Perkara berikutnya yang nenunjukan pentingnya ibadah shalāt adalah :
Tatkala Allāh Subhānahu wa Ta'āla mewajibkan shalat kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, awalnya diwajibkan 50 waktu dan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menerima saja waktu itu.
Kemudian tatkala  Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam turun ke langit yang ke-6 (ke bawah),  Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertemu dengan Nabi Musa 'alayhi sallam dan Nabi Musa menasehati:
"Kaummu tidak akan mampu, karena setelah mencoba pada umatku mereka tidak mampu."
Maka, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian naik lagi dan bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla di langit ke-7.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta keringanan, kemudian Allāh turunkan (kurangi). Kemudian Nabi Muhammad  shallallāhu 'alayhi wa sallam turun, kemudian Nabi Musa menasehati lagi untuk minta keringanan lagi.
Terus Nabi bolak-balik sampai akhirnya diringankan menjadi 5 waktu.
(HR Bukhari nomor 3598, versi Fatul Bari 3887)
Ini adalah diantara kebaikan Nabi Musa bahkan beliau perhatian dengan umat Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga akhirnya kita diwajibkan shalat 5 waktu dalam sehari semalam, padahal awalnya 50 waktu.
Para ulama menjelaskan, tatkala Allāh mewajibkan 50 waktu setiap sehari semalam, ini menunjukkan bahwa Allāh sangat cinta kepada ibadah shalāt.
Allāh ingin hamba-Nya selalu shalāt,
Kenapa?
Karena itu adalah ibadah yang sangat agung yang mendekatkan diri seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kata  Allāh dalam Al Qur'an:
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
"Sujud dan dekatlah."
(QS Al 'Alaq: 19)

Semakin banyak sujud maka semakin dekat kepada Allāh.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
إِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
"Tidaklah engkau sujud kepada Allāh satu sujud saja karena Allāh, kecuali akan Allāh angkat derajatmu dan Allāh akan menghilangkan dosa-dosamu."
(HR Muslim nomor 488)
Dalam hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
"Seseorang sangat dekat dengan Rabbnya tatkala sedang sujud (tatkala sedang shalāt)."
(HR Muslim nomor 482)
Shalāt adalah ibadah yang sangat dicintai Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Oleh karenanya, kita lihat ibadah yang paling banyak variasinya, yang paling banyak macam-macamnya adalah shalāt.
Kita perhatikan, shalāt fardhu 5 kali sehari semalam dan tidak ada ibadah yang berulang setiap hari semalam sebanyak 5 kali seperti shalāt.
Kemudian begitu banyak shalāt sunat yang disyari'atkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, shalāt rawatib, shalāt malam, kemudian shalāt taubat, shalāt dhuha, shalāt wudhu dan banyak sekali shalāt-shalāt yang diajarkan, kenapa?
Karena Allāh suka kalau hamba-Nya sering shalāt.
Oleh karenanya seseorang yang beriman dengan kejadian isra' dan mi'raj maka dia harus mengagungkan ibadah shalāt.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:


وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

"Jadikanlah _sabar dan shalāt_ sebagai penolong kalian."
(QS Al Baqarah: 45)

Dalam hadīts disebutkan:
كان إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau ada yang menggelisahkan (beliau) langsung shalāt."
(HR Abu Daud nomor 1124, versi Baitul Afkar Ad Dauliyah nomor 1319. HR Ahmad nomor 22210)
Kenapa?
Karena shalāt adalah sesuatu yang mententramkan hati seseorang, karena dia kontak langsung dengan Tuhannya yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla, penciptanya yang memegang segala urusannya.
Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata kepada Bilāl:
يَا بِلَالُ, أَقِمِ الصَّلَاةَ ! أَرِحْنـــَا بِهَا
"Ya Bilāl, dirikanlah shalāt, istirahatkanlah kami dengan shalāt."
(HR Abu Daud nomor 4333, versi Baituk Afkar Ad Dauliyah nomor 4985)
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendapati shalāt adalah tempat istirahat, shalāt adalah ketenangan.
Dalam riwayat yang lain kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
وَجُعِلَ قُرَّةٌ عَيْنِيْ فِيْ الصَّلَاةِ
"Dijadikan kesejukan pandanganku pada shalāt."
(HR Imam Ahmad nomor 11845)
Tidak seperti sebagian orang yang justru shalāt adalah beban, tidak. Justru Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahabat menjadikan shalāt adalah sesuatu yang mengistirahatkan mereka, mententramkan hati mereka, kenapa?
Karena mereka kontak langsung dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Oleh karenanya Ikhwān , nasehat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sebelum meninggal dunia adalah:
"Perhatikanlah shalāt, perhatikanlah shalāt."
~~~~~~~
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ فَجَعَلَ يَتَكَلَّمُ بِهَا وَمَا يَفِيضُ
"Dari ummu Salamah, bahwa menjelang wafat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Perhatikan shalat, perhatikan shalat, dan berbuat baiklah kepada budak-budak yang kalian miliki.' Beliau senantiasa mengucapkannya dan hampir saja (beliau) tidak bisa mengungkapkan."
(HR Imam Ahmad nomor 25502)
~~~~~~~
Dan terlalu banyak faedah serta dalil yang menunjukkan keutamaan shalāt.
Dan ingatlah, semakin banyak Anda sujud kepada Allāh maka kedudukan Anda akan semakin tinggi di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, meskipun orang lain mungkin merendahkan Anda, mungkin menghinakan Anda.
Sebaliknya, mungkin Anda dimuliakan orang karena harta Anda, karena kedudukan Anda, karena nasab Anda, tapi kalau Anda jarang shalāt maka Anda rendah dan hina di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
والله تعال أعلمُ بالصواب
_____________________________
Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com