Laman

BAHAYANYA BERBUAT ZHALIM (BAGIAN 2 DARI 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 26 Jumādal Akhir 1437 H / 04 April 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊 Hadits 03| Berbahayanya Berbuat Zhalim (Bagian 2)
⬇ Download audio: https://goo.gl/5ssvev
~~~~~~~~~~~~~~

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله الهم قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم " اَلظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu ‘Umar Radiyallahu anhuma ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Kedzaliman ialah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (Muttafaqun ‘alaih).
〰〰〰〰〰〰〰

BAHAYANYA BERBUAT ZHALIM (BAGIAN 2 DARI 3)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan pembahasan hadits ke-3.

Diantara bentuk kezhaliman yang terkadang disepelekan oleh sebagian hamba, padahal ini sangat berbahaya, adalah menzhalimi orang lain (makhluk yang lain).

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengingatkan akan hal ini tatkala haji wada', beliau menyampaikan kepada seluruh shahābat, kata beliau:

… فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ…

"Bahwasanya darah kalian, harta kalian, kehormatan (harga diri) kalian, haram (tidak boleh dilanggar) bagi kalian."

(HR Bukhāri no. 67, 105, 1741 dan Muslim no. 1679 (30), dari shahābat Abū Bakrah radhiyallāhu ‘anhu)

Kemudian juga dalam hadits qudsi, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فلا تظالموا

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah mengharamkan kezhaliman diantara kalian. Maka janganlah kalian saling menzhalimi."

(HR Muslim no. 2577/6572)

Telah kita sebutkan dalam pertemuan yang lalu bahwa, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan bahwa:

وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لا يَتْرُكُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ شَيْئًا فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضُهُمْ بَعْضًا، الْقِصَاصُ لا مَحَالَةَ

"Catatan dosa yang Allāh tidak meninggalkan sama sekali yaitu kezhaliman seorang hamba yang dilakukan kepada orang lainnya, tidak jalan keluar kecuali dengan qisas."

Kalau seorang berbuat dosa (antara dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla), pada asalnya Allāh maha pengampun.

Sebagaimana telah kita sebutkan dalam pertemuan yang lalu bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لا يَعْبَأُ اللَّهُ بِهِ شَيْئًا فَظُلْمُ الْعَبْدِ نَفْسَهُ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ

"Catatan dosa yang Allāh tidak mempedulikannya sama sekali yaitu seorang hamba yang menzhalimi dirinya, antara dia dengan Rabbnya."

Allāh mudah mengampuni seorang hamba jika dosa itu antara hamba dengan Allāh.
Akan tetapi kalau dosa tersebut berkaitan dengan orang lain maka hukum asalnya hamba tersebut tidak memaafkan.

Kenapa?

Karena orang (hamba) yang kita zhalimi pada hari kiamat kelak sangat butuh dengan timbangan amalan kebajikan.

Amal kebajikan ini jika ditimbang akan mempengaruhi keselamatan dia dari neraka Jahannam dan mempengaruhi tingkatan dia di surga.

Maka pada asalnya seseorang pada hari kiamat kelak akan pelit dengan kebaikan bahkan ingin mendapatan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Bayangkan kalau kita menzhalimi orang lain di dunia tentu akan bermasalah di akhirat kelak.

Terlalu banyak hadīts -hadīts yang mengingatkan tentang hal ini.

Dalam suatu hadīts Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang merugi (bangkrut)?"

Para shahābat berkata:

"Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan harta."

Maka Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan:

"Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalāt , puasa dan zakat, sementara dia juga pernah mencaci maki kehormatan (Si Fulān), dia juga pernah menuduh (dengan tuduhan yang tidak benar), memakan harta (Si Fulān dengan tidak benar), menumpahkan darah dan memukul (Si Fulān).

(Kemudian dia pun duduk lalu dia di qisas) maka diambilah kebaikan dia kemudian diberikan kepada yang dia zhalimi, kalau ternyata kebaikan dia sudah habis (diambil untuk bayar kezhaliman dia di akhirat) sementara kezhalimannya belum selesai dibayar semuanya maka diambilah dosa-dosa orang yang dia zhalimi kemudian dipikulkan kepada dia, kemudian dilemparkan ke dalam neraka Jahannam."

(HR Muslim no. 2581)

Ini adalah bencana dan kebangkrutan yang sesungguhnya.

Bagaimana seseorang memiliki harta (berupa pahala) kemudian harta tersebut di ambil oleh orang-orang yang dia zhalimi.
Bahkan bukan cuma, itu dosa-dosa orang yang dia zhalimi dipikulkan kepada dia.

Ini menunjukkan bahayanya kezhaliman.

Demikian juga dalam hadīts yang diriwayatkan dalam Shahīh Bukhāri dari Abū Hurairah, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ

"Barangsiapa yang memiliki kezhaliman (melakukan kezhaliman) kepada saudaranya baik karena menjatuhkan harkat dan martabat saudaranya atau kezhaliman apapun maka hendaknya dia minta dihalalkan pada hari ini."

Perhatikan!

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam me-nash-kan "min irdhihi" (menjatuhkan harga diri saudaranya), ini banyak terjadi.

Banyak orang menzhalimi orang lain dengan tidak mengambil hartanya, tidak dengan memukulnya tapi dengan menjatuhkan harga dirinya, meng-ghibah-nya, merendahkannya, menuduhnya dengan tuduhan yang tidak-tidak.

Dan Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Hendaknya dia minta dihalalkan pada hari ini. sebelum datang hari kiamat yang tidak ada dinar dan tidak bermanfaat dirham."

Karena manusia dibangkitkan dengan tidak membawa apa-apa. Harta yang dia kumpulkan tidak akan dia bawa di akhirat, yang ada adalah amal shahīh.

Kalau dia punya amal shalih maka amal shalihnya akan diambil sesuai dengan kadar kezhaliman yang dilakukan.
Kalau dia tidak punya kebaikan maka diambil dosa-dosa orang yang dia zhalimi kemudian dipikulkan kepada dirinya.

Ini adalah perkara yang sangat menyedihkan.

Oleh karenanya, menzhalimi orang lain bukanlah perkara yang ringan para Ikhwān.

Suatu kali ada seseorang yang menulis surat kepada Ibnu Umar radhiyallāhu ‘anhuma dan mengatakan:

يا ابن عمر اكتب إليّ بالعالم كله

"Wahai Ibnu Umar, tulislah seluruh ilmu untukku."

Maka Ibnu Umar menulis dengan jawaban yang singkat (menunjukkan tingginya ilmu Ibnu Umar):

إِنَّ الْعِلْمَ كَثِيرٌ وَلَكِنْ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَلْقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَفِيفَ الظَّهْرِ مِنْ دِمَاءِ الْمُسْلِمِينَ وَأَمْوَالِهِمْ ، كَافِيَ اللِّسَانِ عَنْ أَعْرَاضِهِمْ ، خَامِصَ الْبَطْنِ مِنْ أَمْوَالِهِمْ ، لازِمًا لِجَمَاعَتِهِمْ ، فَافْعَلْ والسلام

"Ilmu itu banyak, tapi kalau engkau mampu untuk bertemu dengan Allāh dalam kondisi punggungmu ringan, engkau tidak menumpahkan darah seorangpun, perutmu kosong tidak memakan harta orang lain sama sekali dan engkau menahan lisanmu untuk tidak menjatuhkan kehormatan mereka dan engkau melazimi jamaah mereka, maka lakukanlah. Wassalam."

Perhatikan!

Ibnu Umar mengatakan, "Kalau engkau mampu untuk bertemu Allāh dengan tidak menumpahkan darah seorangpun, tidak memakan harta orang lain dan juga tidak menjatuhkan harga diri orang lain," maka ini adalah ilmu seluruhnya.

Kenapa?

Karena engkau akan selamat bertemu dengan Allāh.

Karena dosa antara engkau dan Allāh mudah untuk dimaafkan, tapi dosa dengan orang lain, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Tidak ada jalan lain kecuali dengan qisas."

Oleh karenanya, Sufyān Ats Tsauri rahimahullāh juga pernah berkata :

"Engkau bertemu dengan Allāh dengan membawa 72 dosa antara engkau dan Allāh masih lebih ringan bagi engkau, daripada engkau bertemu dengan Allāh dengan mambawa satu dosa antara engkau dengan hamba-Nya."

Maka hati-hati para Ikhwān!

Jangan sampai kita meninggal dunia dalam kondisi berbuat zhalim kepada orang lain dan ini sangat memudahkan kita terjerumus ke dalam neraka Jahannam.

والله أعلمُ بالصواب
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com