Laman

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 5 DARI 6)



🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 29 Rabi'ul Akhir 1437 H / 08 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman Bagian 5 dari 6
⬇️ Download Audio: https://goo.gl/nTFGHA

📡 Sumber: 
https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 5 DARI 6)


Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, 

Berikutnya diantara perkara yang menambah keimanan kita adalah: 

■ 5 | MEMPELAJARI SEJARAH SALAFUSH SHĀLIH (PARA SHAHĀBAT NABI)  

Selain sejarah Nabi, kita pelajari juga sejarah salafush shalih, sejarah para shahābat.

Kalau kita bicara tentang Nabi maka Nabi memang luar biasa dan lain sendiri karena jantungnya sudah dicuci oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. 

Tetapi kita ingin contoh yang manusia biasa yang bukan Nabi, maka lihat para shahābat yang jantungnya tidak dicuci oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tidak dibersihkan oleh malaikat. 

Bagaimana akhlaq dan pengorbanan mereka yang luar biasa terhadap Islam, kaki mereka berjalan di atas bumi tapi hati-hati mereka di akhirat.

Para shahābat radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum yang Allah Subhānahu wa Ta'āla telah mentazkiyah (merekomendasi) mereka dengan rekomendasi yang terindah. 

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla: 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ 

"Kalian ummat terbaik yang Allah keluarkan bagi manusia." (QS Āli 'Imrān: 110)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: 

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي

"Sebaik-baik generasi adalah generasiku (para shahabat radhiyallahu Ta'ala 'anhum)." (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhāri no. 3651 dan Muslim no. 2533)

Oleh karenanya, kalau kita baca sejarah para shahābat maka seperti dongeng.

Bayangkan, 'Umar bin Khaththāb pernah berlomba dengan Abū Bakr untuk bershadaqah, maka 'Umar mendatangkan setengah hartanya, "Ya Rasūlullāh, ini hartaku setengahnya untuk Islam," ingin mengalahkan Abū Bakar, tetapi ternyata Abu Bakar mengatakan, "Seluruh hartaku untuk Islam." 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya: "Siapa diantara kalian yang hari ini mengunjungi orang sakit?" Kata Abū Bakar, "Saya ya Rasūlullāh."

"Siapa yang bersedekah?"

"Saya ya Rasūlullāh."

"Siapa yang menyalatkan jenazah?"

"Saya ya Rasūlullāh."

"Siapa yang...?"

"Saya ...," 
"Saya ...,"
"Saya ...(terus),"

Ya akhi, ada orang seperti Abū Bakar yang luar biasa, ada orang seperti 'Umar bin Khaththāb. Ada orang seperti 'Utsmān bin Affan yang pemalu, sampai-sampai Rasūlullāh mengatakan:

أَلَا أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ؟

"Apakah aku tidak malu dengan seorang yang malaikat saja malu sama dia." (HR Muslim dalam Ash-Shahih no. 2401)

Luar biasa akhlaq mereka para shahābat radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum, oleh karenanya mencintai mereka berarti menambah keimanan dan membenci mereka menambah kekufuran.

Maka celakalah orang-orang Rāfidhah yang mereka tidak punya jasa terhadap Islam tetapi kemudian mereka mencela para shahābat yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk Islam.

Celakalah orang-orang Rāfidhah (Syi'ah) yang kerjanya merusak Islam, membantai kaum muslimin, kemudian mencela para shahābat yang Islam tegak di atas perjuangan mereka radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum. 

Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: 

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي 

"Jangan kalian mencela para shahabatku." (HR Bukhāri dan Muslim)

Para shahābat adalah manusia biasa yang juga punya kesalahan dan tidak ma'shum, terkadang terbawa syahwat, emosi dan salah berijtihad, tetapi kesalahan mereka masih kalah dibandingkan dengan lautan amalan (kebaikan) mereka. 

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: 

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau salah seorang diantara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan sama dengan infaqnya shahābat meskipun hanya dua genggam gandum atau satu genggam gandum." (HR Bukhāri dan Muslim)

Kata para ulama karena infaq para shahābat tatkala itu berkaitan dengan berjalannya Islam.

⇒ Di zaman para shahābat kalau mereka tidak berinfaq bisa-bisa dakwah Islam tidak jalan, padahal Islam baru tumbuh tatkala itu.

Oleh karenanya, Abū Bakar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu begitu tahu Bilāl dan budak lemah yang lain sedang disiksa, dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bisa menolong karena tidak punya harta dan hanya mengatakan: "Sabar, sabar,..", Abū Bakar datang dengan mengeluarkan hartanya untuk kemudian membebaskan Bilal radhiyallahu Ta'ala 'anhu. 

Sampai ayahnya mengatakan: "Wahai Abū Bakar, kenapa kau tidak membebaskan budak-budak yang kuat? Karena kalau mereka merdeka, maka mereka akan membela kita."

Kata Abū Bakar: "Saya ingin wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Maka, dia bebaskanlah budak-budak yang lemah seperti Bilal radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu. 

Oleh karenanya, di antara fungsi kita membaca sejarah para shahābat, selain yang pertama menambah keimanan, juga menghilangkan 'ujub dari diri kita.

Ya akhi, terkadang kita ditimpa dengan penyakit ujub, "Mā syā Allāh, luar biasa, saya sudah berdakwah, saya sudah jadi panitia."

Tetapi kalau kita lihat kepada para shahābat maka kita ini tidak ada apa-apanya. 

Jangankan shahābat, kalau kita baca sejarah para ulama saja maka kita ini tidak ada apa-apanya. 

Oleh karenanya para ulama menyebutkan bahwa diantara cara untuk menghibur diri adalah membaca sejarah para ulama agar kita semangat. 

Kalau lagi malas, maka bacalah sejarah para ulama yang luar biasa; Imām Bukhāri pernah makan rumput. 

Bacalah sejarah mereka agar kita terhindar dari penyakit 'ujub.

Kita jadi sadar bahwasanya apa yang kita sumbangkan buat Islam ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan mereka.

Mereka adalah manusia yang seperti kita dan pernah hidup dan mereka pernah berjuang untuk Islam, keyakinan mereka setinggi langit.

Oleh karenanya, diantara hal-hal yang bisa menambah keimanan kita adalah membaca buku-buku tentang para shahābat dan para ulama, contohnya seperti Siyar A'lam An Nubala tentang kisah-kisah para ulama, silahkan beli tapi di baca karena itu buku-buku yang indah.

Bagaimana sejarah Imām Syāfi'iy dan Imām Ahmad bin Hanbal dan ujian yang dihadapinya, bagaimana belajarnya Imām Malik dan Abū Hanīfah dan ulama-ulama yang lain. 

Pelajari sejarah mereka maka kita akan mendapati keimanan, semangat dalam beribadah dan kita terhindar dari penyakit 'ujub dan sadar bahwasanya apa yang kita lakukan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang mereka perbuat.

Diantara hal yang bisa menambah keimanan yaitu: 

■ 6 | MERENUNGI TENTANG KEINDAHAN AGAMA ISLAM.

Kalau kita bandingkan dengan kesyirikan yang ada di alam semakin membuat kita berbahagia karena kita beribadah kepada Tuhan Pencipta alam semesta.

Ada orang IQ nya tinggi tapi menyembah patung atau matahari. Ada orang ketemu pohon besar atau batu besar lalu kasih kemenyan, mereka merendahkan diri di hadapan makhluk, yang padahal makhluk tersebut lebih hina daripada dirinya.

Ada yang menyembah malaikat, jin, kuburan dan banyak. 

Maka hendaknya kita bersyukur kepada Allāh, lihatlah Islam.

Kata Allāh : 

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ 

"Agama satu-satunya yang diridhai oleh Allah hanyalah Islam." (QS Āli 'Imrān: 19)

Kita perhatikan, seluruh agama selain Islam maka semuanya menyeru kepada kesyirikan (penyembahan terhadap makhluk); Nashrani menyeru kepada penyembahan terhadap nabi 'Īsā bin Maryam 'alayhissalām, Yahudi mengatakan 'Uzair adalah putra Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, orang-orang Hindu menyembah tiga dewa.

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ

"Seandainya ada tuhan-tuhan selain Allāh maka hancurlah alam semesta ini." (QS Al Anbiyā: 22)

Tuhan hanyalah satu, kalau misal Tuhan ada dua, kalau yang satunya ingin orangnya hidup, sedangkan satunya lagi ingin mati, apa yang terjadi kira-kira?

Oleh karenanya, barangsiapa yang merenungkan tentang keindahan Islam dari sisi aqidah maka dia semakin bertambah keyakinan dan keimanannya, bahwasanya agama Islam benar-benar dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. 

Belum lagi kalau kita berbicara tentang adab-adab Islam: adab suami istri, adab bertetangga, masalah muamalah dijelaskan secara detail, luar biasa Islam menjelaskannya dengan sempurna, dimana kita tidak akan mendapatkannya dalam agama-agama yang lain.

Oleh karenanya, dengan mempelajari tentang keindahan Islam, akan menambah keimanan seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. 
__________________________ 
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam 
| Bank Mandiri Syariah 
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507 
| A.N : YPWA Bimbingan Islam 
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website:  
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:  
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel: 
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel: 
http://BimbinganIslam.tv