Laman

Perbedaan Qiyamul Lail dengan Sholat Tarawih

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 14 Ramadhan 1436 H/01 Juli 2015 M
🌙 Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ SOAL JAWAB RAMADHĀN ~

Soal
Apa perbedaan Qiyamul Lail dengan Tarāwīh?

Jawab
Qiyamul Lail adalah shalat malam. Adapun Tarāwīh adalah shalat malam yang dikerjakan dibulan Ramadhān. Sebenarnya tidak ada bedanya karena para ulama menyebutkan waktu untuk Qiyamul Lail boleh dikerjakan sejak setelah selesai shalat 'isyā sampai sebelum adzan shubuh. Tentunya waktu yang terbaik adalah sepertiga malam terakhir.

Akan tetapi kita ketahui dizaman Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan zaman para shahābat tatkala bulan Ramadhān mereka melaksanakan Qiyamul Lail secara berjama'ah dan ini dikerjakan terutama dibulan Ramadhān.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah beberapa hari shalat Tarāwīh bersama para shahābat kemudian dilanjutkan oleh 'Umar bin Khattab radhiyallāhu 'anhu.

Adapun Abu Bakr, beliau tidak sempat menghidupkan/melaksanakan shalat Tarāwīh karena masa kekuasaan beliau hanya 2 tahun dan beliau sibuk tatkala itu untuk mengembalikan stabilitas keamanan (keseimbangan) karena munculnya Musailamah Al-Kadzdzab yang mengaku nabi baru sehingga banyak terjadi peperangan.

Oleh karena itu, tidak ada bedanya antara Qiyamul Lail dengan shalat Tarāwīh hanya saja Qiyamul Lail lebih umum dan shalat Tarāwīh lebih khusus.

Shalat Tarāwīh adalah Qiyamul Lail yang dikerjakan secara berjama'ah di bulan Ramadhān.
_______________

Soal:
Ustadz, sebagian umat Islam menganggap tanggal 17 Ramadhān sebagai turunnya Al-Qurān, apakah benar seperti itu?

Jawab
Tidak ada dalil yang shahīh yang menunjukkan Al-Qurān turun tanggal 17 Ramadhān, bahkan sebagian ulama menjelaskan Al-Qurān turun pada malam Lailatul Qadr.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qurān) pada malam kemuliaan.” (Al Qadr: 1).

Dan kita tahu 17 Ramadhān belum Lailatul Qadr, karena Lailatul Qadr itu malam 21-30. Bahkan ada ulama yang berpendapat Jibrīl turun di Gua Hira pada tanggal 21 Ramadhān, sampai seperti ini.

Intinya malam nuzulul Qurān tidak ada dalilnya dan yang mengatakan itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhān maka tolong bawakan dalil.

Tapi misalnya pun turun tanggal 17 Ramadhān maka tidak perlu kita merayakannya karena kita tahu perayaan yang ada di umat Islam hanya 2 yaitu 'Īdul Fithri dan 'Īdul Adha. Dan 2 perayaan ini memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh perayaan yang lain.

Dua perayaan tersebut diawali oleh 2 ibadah yang luar biasa, 'Īdul Fithri diawali dengan puasa 1 bulan dimana seseorang merasa bahagia & menang. 'Īdul Adha diawali dengan mabit di Mina & wuquf di padang 'Arafah.

Dan kedua hari tersebut juga dibuka dengan ibadah yang agung yaitu shalat 'īd dipagi hari baru setelah itu melakukan perayaan.

Begitu juga hari Jum'āt, hari raya pekanan, itupun diisi dengan shalat Jum'āt. Berbeda dengan perayaan yang lain yang hanya sekedar bersenang-senang.

Oleh karena tatkala Nabi datang ke Madinah, ada 2 hari yang kaum Anshār sering merayakannya, sebuah tradisi, bukan perayaan untuk menyembah berhala, tidak, tapi 2 hari itu mereka biasa bermain-main.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata: "Allāh telah menggantikan 2 hari tersebut dengan 2 hari raya yang lebih baik dari keduanya yaitu 'Īdul Fithri dan 'Īdul Adha."

Kalau kita harus merayakan hari-hari maka terlalu banyak hari-hari yang kita rayakan, hari Nuzulul Qurān, hari Isrā Mi'raj, hari Perang Badr, hari Perang Uhud, hari Fathu Makkah, dan lainnya.
_______________

Soal
Bagaimana yang bekerja sehingga tidak bisa i'tikaf selama 10 hari?

Jawab
Kalau bisa i'tikaf itu 10 hari maka lebih afdhal. Kalau tidak bisa maka seseorang beberapa hari i'tikaf, ini adalah sunnah yang ditinggalkan.

Kalau tidak bisa i'tikaf siang hari misal karena bekerja maka boleh i'tikaf dimalam hari, dia masuk masjid sebelum magrib dan keluar  setelah shubuh.

Dimana 'Umar bin Khaththab pernah bertanya kepada Nabi: "Saya telah bernadzar untuk 2 hari beri'tikaf di Masjidil Haram." Maka kata Nabi: "Penuhilah nadzarmu"

Ada ikhtilaf dikalangan ulama, namun pendapat yang terpilih yaitu minimal i'tikaf 1 hari atau 1 siang. Dan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadr tidak harus i'tikaf, seseorang mungkin sedang safar/mudik maka bisa berdzikir dijalan, mendengarkan pengajian, membaca Al-Qurān dijalan atau mengisi waktu-waktunya untuk mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla sementara dia sambil menyetir mobil. Dan jangan lupa sering membaca do'a dan meminta ampunan:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Sumber :

👤 Ust. Firanda Andirja, MA hafizhahullāh
📺 Sumber
https://youtu.be/a3XnpWg49Dc
https://youtu.be/ZXXFZIgg48U
___________________________
🍃 Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

📦 Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program